|
PALEMBANG – Pemkot Palembang memastikan proses pembebasan lahan untuk pembangunan instalasipengelolaan air limbah (IPAL) dengan sistem terpusat dapat terlaksana tahun ini. Dengan IPAL terpusat ini,semua limbah rumah tangga kawasan sekitar disalurkan ke penampung dan dikelola menjadi pupuk. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Husni Thamrin mengatakan, sebagai pilot project, IPAL ini akan dibangun di kawasan Kalidoni dengan wilayah pelayanan dekat dari IPAL tersebut. Mengingat, tahap pertama pengembangan jaringan akan dilakukan pada tahun 2012- 2015, maka pembebasan lahannya segera dilakukan. “Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 4-5 hektare (ha),” ungkap Husni. Dia menjelaskan, instalasi air limbah ini akan dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi. Untuk pemeliharaan berkala, masyarakat pengguna IPAL ini akan dibebankan biaya pemeliharaan setiap bulannya. “Kita harap semua masyarakat bisa menerapkan sistem pengelolaan limbah seperti ini. Kita juga berusaha agar biaya pemeliharaan yang dibebankan masyarakat bisa terjangkau,”tukasnya. Dengan sistem IPAL terpusat ini,nantinya masyarakat tidak lagi menggunakan septic tank.Sebab,baik tinja maupun limbah rumah tangga tersebut langsung disalurkan kedalam pipa untuk dikelola menjadi pupuk.Lagipula,sambung dia, kondisi septic tank saat ini masih mencemari drainase sehingga tidak baik bagi lingkungan. “Jika IPAL ini diterapkan, air sungai maupun saluran air yang ada di lingkungan akan bersih. Tidak ada lagi air yang berwarna kehitaman-hitaman, hasil dari campuran limbah rumah tangga,”ulas dia. Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra belum lama ini menjelaskan, induk sistem pengelolaan air limbah ini berada di dua titik.Untuk kawasan Seberang Ilir instalasinya berada di perbatasan Sei Selayur dengan Sei Selincah. Sementara IPAL di kawasan Seberang Ulu berada di Jakabaring.“Lahan untuk dijadikan IPAL ini tidak luas, cukup 5,7 hektare,” katanya. Pengembangan jaringan IPAL ini, papar Eddy, dilakukan dalam empat tahap yang dimulai 2012-2030.Tahap pertama, pengembangan jaringan dilakukan selama tiga tahun dari 2012-2015, dengan populasi 7% pemukiman di kawasan Seberang Ilir dan 9% di kawasan Seberang Ulu, dari total jumlah penduduk di Palembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Untuk tahap kedua, pengembangan jaringan IPAL ini bisa dikembangkan menjadi 26% Seberang Ilir dan 19% Seberang Ulu dalam waktu pengerjaan 2015-2020. Adapun tahap selanjutnya, yakni dalam waktu lima tahun atau 2020-2025, dia menargetkan bisa mengembangkan jaringan IPAL ini pada 62% pemukiman di Seberang Ilir dan 38% Seberang Ulu. Sementara tahap keempat diharapkan selesai 100% dengan persentase 80% pemukiman di Seberang Ilir dan 20% Seberang Ilir. “Pengerjaannya sendiri dari 2025 sampai 2030,” jelas Eddy. Dia memprediksi,pengembangan jaringan IPAL ini akan menggunakan dana sebesar Rp4,2 triliun. Dana ini bisa diefisiensikan jika melihat penerapan di Bangkok, Thailand. “Kita pernah melihat sistem IPAL di Bangkok,dananya lebih murah. Mungkin sekitar Rp1 juta perjiwa, artinya dari total penduduk dananya sekitar Rp1,5 triliun atau selesai penuh dengan dana Rp2 triliun,” tukas Eddy. yulia savitri Post Date : 30 Juli 2012 |