|
WATES (KR) - Pemukiman penduduk dan lahan pertanian di sebagian wilayah Desa Gotakan dan Desa Tayuban Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo, Minggu (11/12) kembali terendam air. Air yang merendam Dusun I Desa Gotakan mencapai ketinggian sekitar 75 centimeter. Kendati demikian, penduduk masih bertahan di dalam rumah meski genangan air mulai masuk ke dalam rumah dan menutup akses jalan kampung serta pekarangan. Air tersebut merendam pemukiman penduduk, setelah turun hujan lebat sekitar pukul 00.00 Minggu dinihari. Banjir ini merupakan yang kedua kalinya merendam pemukiman di sini pada musim penghujan tahun ini. Sewaktu air datang, saya sedang terlelap tidur di lantai, dan baru terbangun setelah kasurnya basah, tutur Samidi (42), Dukuh Dusun I Desa Gotakan yang ditemui KR di depan rumahnya, Minggu (11/12). Menurut Samidi, di Dusun I Desa Gotakan ini, rumah yang didiami sekitar 55 KK (kepala keluarga) terendam air. Banjir juga merendam sebagian rumah penduduk yang dihuni sekitar 70 KK, yang terletak di wilayah perbatasan dengan Pedukuhan Dusun I, yakni di wilayah Pedukuhan Dusun II Krebet. Air yang merendam pemukiman penduduk dan lahan pertanian itu, terang Samidi, merupakan air hujan dari wilayah Giripeni, Bendungan dan wilayah bagian Utara Desa Gotakan yang bermuara di Kali Heisiro yang melalui wilayah Desa Gotakan. Badan Kali Heisiro tidak mampu menampung air hujan dari berbagai daerah tersebut, sehingga meluap dan akhirnya merendam pemukiman penduduk serta lahan pertanian. Masih terjadinya bencana banjir pada musim penghujan tahun ini, oleh sementara pihak dinilai sebagai kegagalan perbaikan dan normalisasi kali maupun drainase yang ada di wilayah tersebut. Luapan air Kali Heisiro kali ini juga merendam sebagian rumah penduduk di sebelah Selatan Gotakan yang termasuk wilayah Pedukuhan Dusun I, II, IV dan Dusun V Desa Tayuban Panjatan. Air sempat merendam ruas jalan raya jurusan Jalan Daendels-Pantai Bugel di dekat Kantor Balai Desa Tayuban. Namun sebagian besar warga yang rumahnya terendam air tetap masih bertahan di dalam rumah. Lurah Desa Tayuban HM Slamet Raharjo bersama sejumlah warga yang rumahnya terendam air, sejak Minggu pagi bersiaga di sekitar drainase Nagung-Bugel, untuk mengantisipasi kemungkinan genangan bertambah. Terendamnya pemukiman penduduk dan lahan pertanian di wilayah Desa Tayuban ini karena luapan banjir dari Kali Heisiro dan air hujan dari wilayah Bendungan, sebelah Barat Desa Tayuban. Kejadian banjir yang sampai merendam rumah penduduk ini, merupakan yang kedua kalinya dalam waktu sekitar dua minggu terakhir. Ada sekitar 125 KK yang rumahnya terendam. Namun mereka masih tetap bertahan di rumah masing-masing, jelas HM Slamet Raharjo. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan penutupan pintu air drainase di wilayah Bendungan yang sebelumnya mengalir ke wilayah Tayuban. Di musim kemarau, air dari drainase di wilayah Bendungan itu untuk mencukupi kebutuhan air pertanian wilayah Desa Tayuban. Tetapi setiap turun hujan, selalu membawa bencana karena semua air dari sebelah Utara masuk ke Desa Tayuban. Banjir sudah sering dialami warga di wilayah sini setiap musim hujan, tetapi tidak sampai seperti sekarang ini. Kami juga heran kenapa bisa terjadi banjir lagi. Padahal beberapa waktu lalu baru saja ada perbaikan dan normalisasi drainase. Melihat kondisi tersebut, sepertinya perbaikan dan normalisasi drainase kemarin tidak efektif, tuturnya. Slamet Raharjo mengusulkan agar perbaikan dan normalisasi drainase sebaiknya dilakukan setiap dua tahun sekali. Perbaikan dan normalisasi yang dilakukan secara periodik, dinilai lebih efektif dan efisien. (Ras)-z . Post Date : 13 Desember 2005 |