|
Sambas,- Kesekian kalinya, warga Kabupaten Sambas kembali mengeluhkan masalah macetnya aliran air dari PDAM. Terutama yang paling parah adalah di Pemangkat dan Tebas. Soalnya, sejak beberapa hari terakhir, kucuran air bersih dari PDAM tak dapat dinikmati. Karenanya, masyarakat mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Sambas untuk segera membenahi persoalan trsebut. "Bagaimana kita mau maju, air bersih yang menjadi kebutuhan paling penting saja masih seperti ini," kata Pendi, warga Pemangkat kemarin. Menurutnya jika Pemkab menginginkan banyak investor masuk ke Sambas-sebagaimana gaung Palsa yang menggema kemana-mana selama ini, infrastruktur haruslah juga disiapkan dengan baik. Selain jalan raya dan listrik, air bersih dinilai menjadi kebutuhan yang mutlak. Pendi mengakui, beberapa hari ini memang tidak turun hujan. Namun, katanya, seharusnya pihak PDAM dapat mengantisipasi hal ini sejak awal. "Masa dari dulu sampai sekarang begini terus. Apakah tidak pernah ada evaluasi? PDAM harusnya tahu kalau tiap tahun kemarau selalu datang dan segera mencari solusinya," ujarnya. Senada dengan Pendi, Sutri, warga Tebas, menyampaikan keluhannya. Kualitas pelayanan PDAM menurutnya selama ini sanga buruk. Padahal setiap bulan, ia mengaku rutin melakukan pembayaran rekening. "Habis, mun tilambat bayar, kitte kannak dande," ucapnya dengan logat Melayu Sambas yang kental. Makanya Sutri berharap pemerintah segera menindaklanjuti masalah ini demi kepentingan masyarakat luas. Kekesalan yang sama juga diungkapkan Tommy, juga warga Tebas. "Jangan mentang-mentang PDAM monopoli, pelayanan tidak diperhatikan. Kalau tidak bisa kerja, pecat saja pengelola yang ada atau diswastanisasi," tuturnya lantang. Sementara selama ini PDAM terkenal banyak hutangnya, tutur Tommy melanjutkan pembicaraan. "Tapi mana hasilnya, apakah semua habis dikorupsi," tandasnya. Ia juga berharap agar pemerintah dan DPRD Sambas dapat menyikapi keluhan warga. Jika air bersih tidak terjamin, tukas ketiga warga tersebut sembari menegaskan bahwa keluhan yang mereka sampaikan itu sebenarnya serupa dengan pelanggan PDAM lainnya, khawatir adanya wabah penyakit. "Kalau ini terjadi, maka kerugian warga dan beban yang ditanggung pemkab akan lebih berat," tegas Pendi. Pihak PDAM ketika dikonfirmasi mengenai masalah ini menjelaskan bahwa tidak lancarnya aliran air ke pelanggan lantaran hal teknis. "Harap dipahami, tentulah kami tetap berupaya maksimal untuk memberikan yang terbaik masyarakat," ungkap pegawai PDAM ketika dihubungi belum lama ini. Secara terpisah, Almizan, anggota DPRD Sambas, mengaku memahami kalau masyarakat resah dengan tersendatnya air ke rumah mereka. Sementara air merupakan kebutuhan vital yang digunakan saban hari. "Bagaimanapun PDAM harus mencari solusi yang terbaik supaya pelanggannya tak merasa resah," ungkapnya.(rnl/riq) Post Date : 12 Juli 2005 |