|
PASURUAN - Banjir datang lagi di Pasuruan sejak Minggu malam kemarin. Bahkan banjir kali ini dianggap lebih besar dibanding banjir-banjir sebelumnya. Para warga mencatat, banjir kali ini sudah terjadi hingga ke-16 kali. Hitungan ini didasarkan pada awal bulan Januari 2006 hingga minggu pertama Februari ini. Besarnya air bah ini dirasakan karena sempat menggenangi jalan raya Blawi -jalan penghubung jalur Bangil, Pasuruan - Probolinggo. Padahal sebelumnya, jalan raya Blawi yang terletak di desa Masangan, Bangil lebih safe dari genangan air. Kalaupun ada, air bah yang tumpah ke jalan raya hanya menggenang di jalan raya Tambakrejo, Kecamatan Kraton. Namun, kondisi Minggu malam kemarin sungguh di luar dugaan. Sekitar pukul 23.05 WIB, air bah yang tumpah di jalan raya Blawi sempat mengejutkan para pengguna jalan raya. Jangankan sepeda motor, beberapa kendaraan berbadan besar seperti truk, engkel sempat terjebak akibat air bah yang kian naik. Saat itu air bah menggenangi jalan raya setinggi 0,75 cm atau sebatas pusar orang dewasa. Dengan bantuan warga, akhirnya kendaraan yang terjebak air bah itu akhirnya bisa dialihkan dan meneruskan perjalanan. "Saya biasanya pergi ke Jember setiap hari untuk mengantar barang. Dan selalu lancar. Tapi, gara-gara banjir di Blawi, perjalanan saya tertunda. Saya sudah dua jam nunggu disini," ujar Tahud, pengemudi truk engkel kemarin malam. Besarnya air bah kali ini juga terlihat dari banyaknya Kecamatan yang terendam. Banjir kali ini bukan lagi berbicara skala desa/kelurahan, melainkan Kecamatan. Sedikitnya ada empat kecamatan yang terendam air bah. Selain Bangil, banjir juga menimpa kecamatan Beji, Rembang dan Kraton. Namun, rangking banjir terparah masih dirasakan warga Kalianyar Kecamatan Bangil dengan ketinggian air hingga mencapai 180 cm. Bahkan, dusun Kalanganyar Kelurahan Kalianyar yang selama ini relatif bebas dari air bah, kemarin terendam juga. Di Bangil, banjir menggenangi empat Kelurahan atau desa. Diantaranya, kelurahan Kalianyar, Kalirejo, desa Tambakan dan Masangan. Jumlah rumah yang terendam tercatat sebanyak 1777 KK. Air bah juga membuat tambak petani rata dengan air seluas 1.200 hektare. Banjir ini juga membuat beberapa sekolah di Bangil terpaksa meliburkan siswanya. Tak heran, jika banyak para siswa SD/MI di Bangil yang meluapkan kegembiraan dengan cara berendam dan renang bersama. Sementara di Rembang, banjir juga menggenangi desa Pekoren setinggi 130 centimeter. Obyek vital berupa SD di Pekoren juga terlihat terkikis pondasinya. Sedangkan di Kecamatan Beji dan Kraton, banjir sempat menggenangi masing-masing dua desa di wilayah tersebut. Dua desa di Beji yakni Kedungboto dan Kedungringin menjadi langganan banjir. Ratusan pemukiman penduduk ikut terendam berikut ribuan hektar area pesawahan milik petani. Sementara dua desa di Kraton, Bendungan dan Tambakrejo juga ikut tergenang akibat air bah yang meluap dari Sungai Welang. Air bah ini terjadi karena curah hujan yang terjadi cukup lama. Dataran atas seperti Purwodadi, Purwosari, Wonorejo, Prigen, dan juga Pandaan terjadi hujan lebat sekitar pukul 15.30 WIB. Hujan lebat didataran atas ini rupanya diikuti dataran rendah seperti kawasan Bangil, Beji, Rembang maupun Kraton. Sehingga, debit air menjadi meluap ke pemukiman warga mulai pukul 18.00 hingga sore kemarin belum juga menyusut. "Bagi kami banjir itu sudah menjadi sego jangan. Tapi, ya jangan terus-terusan seperti ini. Kapan kami bisa mencari makan. Pemkab harus mencari jalan terbaik untuk menemukan solusi ekstra cepat," ujar Sutrisno, salah satu tokoh masyarakat Kalianyar Bangil. Kemarin, musibah banjir ini juga sempat mendapat kunjungan istimewa dari dua pejabat daerah. Wabup Muzammil Syafi`i datang lebih dulu bersama Kepala Kesbang Linmas Soenarto. Selanjutnya, disusul Bupati Pasuruan Jusbakir Aldjufri yang mendatangi lokasi banjir sekitar pukul 10.10 WIB. Jusbakir bersama jajaran Muspida mengunjungi dua lokasi banjir baik di Kecamatan Bangil maupun Beji. Di Bangil, Jusbakir dan Muspida naik becak untuk bertemu para tokoh Kalinanyar Bangil di rumah H Sutrisno. "Kami juga sudah memberikan bantuan berupa nasi bungkus sebanyak 775 untuk warga yang tidak sempat masak. Selain itu, kami juga menyiagakan perahu karet dan menginventarisasi kerugian akibat banjir ini," ujar Satkorlak Kabupaten Soenarto kemarin. Surati Menteri PU Di sela-sela kunjungannya, Bupati Jusbakir sempat mengadakan pertemuan dengan para tokoh Kalianyar, Bangil. Ada sekitar lima tokoh warga yang hadir saat itu, diantaranya, HM Sutrisno, H Syafi`I, ketua RT 04, Supi`I, Lurah Kalianyara, Sueb dan Camat Bangil, Aboe Naser. Pertemuan dengan Bupati itu dilangsungkan di rumah HM Sutrisno. Sebelumnya, Bupati sempat disambati para tokoh ini. Sambatnya tidak lain karena seringnya Kawasan Bangil yang menjadi langganan banjir dan belum ada penanganan serius dari Pemda. Untuk meminimalisir musibah banjir, para tokoh sempat memberikan beberapa masukan ke Bupati diantaranya. Pertama, normalisasi sungai Kedunglarangan dan Kalimati hingga ke muara dengan mesin dragger. Kedua, perlunya sudetan di sungai Kalijong, karena selama ini aliran air bah yang lewat melalui sungai itu tertutup oleh tingginya tangkis para petambak. Dan ketiga, dalam skala jangka panjang, Pemkab perlu membuat waduk di sekitar Kecamatan Bangil seperti waduk Karangkates, Malang. "Saya kira, waduk ini juga penting. Minimal untuk bisa menampung air kiriman dari dataran atas. Cuma, itu skala jangka panjang. Sedangkan skala jangka pendek, harus ada normalisasi sungai dan perlunya alternatif luapan air di sungai Kalijong selain tetap memfungsikan kiriman air ke laut," ujar HM Syafi`I kemarin. Sementara itu, Bupati Jusbakir sempat memanggil Kadis Pengairan, Dwitono Minahanto yang saat itu ikut serta. Jusbakir mempertanyakan pola penanganan yang selama ini sudah dilakukan. "Kami sudah mengirimkan surat ke Gubernur dalam upaya normalisasi sungai ini. Kita sudah berkali-kali menanyakan, tapi hingga kini belum ada jawaban," tegas Dwi langsung pada atasannya saat itu. Bupati Jusbakir kemudian mengambil inisiatif, selain tetap mempertanyakan kejelasan surat pada Gubernur Jatim perihal bantuan normalisasi sungai Kedung Larangan hingga ke muara itu, Bupati juga meminta dinas Pengairan segera membuat surat tertulis yang ditujukan ke Menteri Pekerjaan Umum (PU). "Saya minta surat ke menteri PU besok sudah siap. Kita minta bantuan pusat mungkin melalui DAU atau apa. Kalau surat itu sudah selesai, kita akan kawal surat itu untuk ke Jakarta langsung," tegas Jusbakir kemarin. (day) Post Date : 07 Februari 2006 |