|
BANDUNG, (PR).-Banjir cileuncang kembali menyergap Kota Bandung, Senin (19/2). Hujan deras yang turun sejak sejak siang hingga malam hari, membuat sejumlah ruas jalan di Kota Bandung tergenang air hingga di atas mata kaki orang dewasa. Menurut pemantauan PR di lapangan, titik-titik banjir antara lain berada di Jln. Wastukancana, Jln. Cihampelas, Jln. Naripan, Jln. Tamblong, dan sekitar Gedebage, Jln. Soekarno-Hatta. Kalau hujan deras, depan toko sih langganan banjir. Cukup tinggi sampai bisa masuk ke toko. Makanya kita buat tanggul-tanggulan di depan supaya air tidak masuk, tutur Asep (39), penjaga salah satu toko yang menjual batik di Jln. Cihampelas. Banjir di ruas Jln. Cihampelas terjadi akibat sistem drainase yang tak cukup baik mengalirkan air hujan. Mulai dari Jln. Setiabudi air yang tak tertampung drainase terus turun hingga ke Jln. Cihampelas. Air dalam jumlah besar juga datang dari Jln. Bapa Husen. Alhasil, muka toko sepanjang Jln. Cihampelas tergenang air dengan arus yang cukup deras, sehingga menyulitkan para pejalan kaki masuk toko. Tak bisa parsial Kepala Dinas Bina Marga Kota Bandung, Rusjaf Adimenggala mengatakan, masalah banjir di Kota Bandung tidak bisa dilihat secara parsial yang mengerucut pada sistem drainase yang kurang baik. Seperti banjir di dekat Hotel Preanger itu karena luapan Sungai Cikapayang yang bermula dari Bendung Babakan Siliwangi sampai Bendung di Cikapundung, ucapnya. Sungai Cikapayang, ujar Rusjaf, melewati beberapa wilayah yang masyarakatnya suka membuang sampah sembarangan. Seperti di Plesiran yang padat penduduk, sampah di sana banyak. Akibatnya menumpuk di drainase Hotel Preanger. Kita telah merevitalisasi beberapa gorong-gorong. Kalau hasilnya kurang memuaskan, ini juga berhubungan dengan perubahan fungsi tata guna lahan yang akhirnya menutup sistem drainase yang ada. Banjir yang terjadi di Jln. Banteng, misalnya, itu akibat brandgang yang tertutup bangunan mulai dari Jln. Peta sampai ujung Jln. Maskumambang tuturnya. (A-154) Post Date : 20 Februari 2007 |