TUBAN (SINDO) – Ratusan warga dua desa di Kecamatan Widang,Kab Tuban, kembali diterjang banjir. Meski tidak sebesar banjir pada awal Januari lalu,warga mengaku diliputi rasa waswas. Sebab, dua tanggul yang jebol hingga sekarang belum selesai diperbaiki.Kondisi ini membuat luapan Sungai Bengawan Solo menjadi ancaman. Air sewaktu-waktu bisa masuk ke persawahan dan permukiman warga. Ketakutan warga semakin kuat,menyusul jebolnya tanggul darurat yang ada di Desa Tegalrejo kemarin. Meski air belum sampai masuk rumah warga.Namun,sebagian besar warga sudah bersiap kembali ke tenda pengungsian yang ada di atas tanggul Bengawan Solo.Apalagi, air dari tanggul mengalir sangat deras. Selain disebabkan jebolnya tanggul darurat itu,luapan air semakin deras karena sesuai papan duga ketinggian air sungai di pos pemantau Kecamatan Babat,Kabupaten Lamongan, pada pukul 06.00 WIB 5.50 pielschaal. Kemudian, naik pada pukul 09.00 WIB menjadi 5.68 pielschaal. ”Airnya sangat deras, makanya tanggul darurat tidak kuat menahan air,”kata Arifin, 28,warga Desa Tegalrejo. Akibat derasnya luapan air Sungai Bengawan Solo itu, ratusan keluarga yang ada di Desa Tegalrejo,Kedungrejo, Banjar,dan Simorejo,kembali bersiap untuk mengungsi di tenda darurat sepanjang tanggul sungai Bengawan Solo. ”Ini banjir ke empat kalinya. Kami khawatir nanti besar, makanya warga sudah siap jika terpaksa mengungsi lagi,” kata Pamudi,50,warga Dusun Panderejo,Desa Simorejo. Banjir tidak hanya menerjang area persawahan warga yang menjadi satu-satunya mata pencaharian.Air mulai masuk dan membanjiri jalanjalan desa, di Desa Tegalrejo dan Simorejo dengan ketinggian rata-rata 40 cm. Meski demikian, masih jarang rumah warga yang kemasukan air,sehingga warga masih bertahan di rumah. Sementara itu,menurut Badri, pengawas proyek pembangunan tanggul yang jebol, pengerjaan penutupan tanggul yang jebol diperkirakan baru selesai akhir bulan ini. Penanganan sementara yang dilakukan hanya membuat tanggul kecil berfungsi membendung air sungai.”Tanggul yang jebol sepanjang 175 meter itu membutuhkan 50.000 kantong berukuran jumbo yang berisi tanah. Dan saat ini, tanggul yang jebol telah terisi sekitar 25.000 jumbo bag,” katanya. Tapi lantaran derasnya air, tanggul kecil tersebut jebol hingga mengakibatkan air masuk ke permukiman warga serta jalan-jalan desa. Hal ini membuat warga merasa khawatir, air akan terus meninggi dan masuk ke rumah warga. (nanang fahrudin) |