|
Jakarta, Kompas - Hujan yang turun beberapa jam di daerah hulu, Minggu (27/2) sore, menyebabkan rumah-rumah warga di bantaran Sungai Ciliwung kembali dilanda banjir. Ketinggian air mulai meningkat sekitar pukul 18.00. Seorang warga di Kelurahan Kampung Melayu menuturkan, banjir memang selalu menghantui warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai. "Terus terang, kami tinggal menunggu pengumuman melalui pengeras suara masjid kalau air bakal datang lagi," katanya. Menurut Rahmat, petugas ketenteraman dan ketertiban Kelurahan Bukit Duri yang sedang memantau banjir, seperti peristiwa sebelumnya, banjir disebabkan oleh hujan di daerah Depok dan Bogor. Rahmat mengatakan, hingga pukul 19.30 ketinggian air di pintu air Depok sudah mencapai 200 sentimeter. Dalam waktu 4-5 jam, permukiman di bantaran sungai mulai dilanda banjir. "Apalagi, rintik-rintik hujan masih saja terjadi di Jakarta. Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi ke kelurahan," kata Rahmat pada Minggu malam. Dari informasi petugas Pintu Air Manggarai, Tuharjo, ketinggian air memang sempat mencapai 770 sentimeter pada pukul 18.00. Namun, setelah pintu-pintu air dibuka, pada pukul 20.00 ketinggian air sudah menyusut hingga mencapai 710 sentimeter. Ketinggian normal 700 sentimeter. Hampir sepekan lalu, tepatnya Senin (21/2), banjir melanda warga di Kelurahan Bukit Duri, Kampung melayu, Bidara Cina, Cawang, Kebon Baru Tebet, dan Cililitan. Ratusan warga sempat mengungsi ke halaman SD/SMP Santa Maria di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan, Minggu siang, ketinggian air di Kali Pesanggarahan sempat meluap. Namun, air tak sempat menggenangi permukiman di Kompleks Departemen Luar Negeri, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggarahan, Jakarta Selatan. (OSA) Post Date : 28 Februari 2005 |