Lagi, Banjir Lumpur Landa Majalaya

Sumber:Kompas - 21 April 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bandung, Kompas - Tiga desa di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali terendam banjir lumpur, Sabtu (19/4) malam. Berdasarkan data perkiraan Kecamatan Majalaya, banjir kali ini merendam sekitar 2.000 rumah di Majalaya, Majasetra, dan Sukamaju. Jalan dari Bandung menuju Majalaya sempat terganggu akibat tertutup lumpur.

Sekretaris Kecamatan Majalaya Lili Sadeli, kemarin, mengatakan, musibah itu datang sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, pukul 01.00, keesokan harinya, banjir sudah surut.

Ketinggian banjir maupun rumah yang terendam tidak setinggi atau sebanyak yang terjadi pada pertengahan April lalu. Sabtu-Minggu dini hari itu, ketinggian banjir mencapai 1,25 meter. Pertengahan April lalu, ketinggian banjir mencapai 2 meter, sedangkan rumah yang terendam sekitar 4.500 rumah.

Kemarin hingga pukul 18.00, warga yang meninggalkan rumah mereka sudah kembali dan membersihkan sisa lumpur. Selain itu, kata Lili, jalan yang tertutup lumpur sudah dibersihkan dan bisa dilalui kembali.

Sipil teknis

Terkait dengan banjir lumpur itu, pakar hidrologi Universitas Padjadjaran, Bandung, Chay Asdak, mengatakan, fungsi daerah hulu di sekitar Majalaya sebagai pengikat air sudah tidak maksimal. Karena itu, bila sekadar melakukan penghijauan, penanggulangan banjir tidak akan efektif. Sebab, media tanam sudah tidak mendukung akibat terlalu sering tergerus air.

Cara terbaik untuk menanggulangi banjir lumpur, katanya, adalah melakukan cara sipil teknis. Salah satunya adalah dengan membuat dam penahan air atau embung-embung. Dam bisa berfungsi sebagai perangkap sedimentasi, sedangkan embung sebagai sarana penyerapan air.

Masih terkait dengan banjir, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, di tempat terpisah, mengemukakan, Sumatera Barat (Sumbar)—yang baru-baru ini tertimpa musibah banjir dan longsor—menjadi daerah paling rawan bencana alam, seperti banjir bandang dan longsor, gunung api, gempa darat, dan tsunami. Banjir dan longsor, katanya, bahkan tidak terelakkan setiap tahun.

Gunung api

Soal bencana gunung api dan gempa darat, Surono mengatakan, Sumbar adalah daerah yang berada di sekitar gunung api aktif, seperti Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Gunung Talang di Kabupaten Solok. Sewaktu- waktu, aktivitas kedua gunung tersebut bisa meningkat dan memengaruhi sesar aktif Semangko. Karena itu, perlu peran aktif pemerintah daerah untuk menekan jatuhnya korban. Hal itu antara lain bisa dilakukan dengan rekayasa lingkungan atau pembuatan bangunan tahan gempa. (CHE)



Post Date : 21 April 2008