|
PALEMBANG –Sejumlah jalan protokol di Kota Palembang kemarin macet total akibat banjir pasca hujan deras yang mengguyur selama tiga jam, mulai pukul 02.00–05.00 WIB. Selain membuat sejumlah akses jalan macet total, banjir juga mengganggu aktivitas warga, terutama yang hendak berangkat kerja dan sekolah. Berdasarkan pantauan SINDO, kemacetan cukup parah terjadi pada ruas jalan di sepanjang Jalan Kolonel H Barlian. Khusus di Jalan Kol H Burlian, kemacetan panjang tak terhindar di jalur menuju flyover.Kemacetan sudah terlihat dari persimpangan lampu merah akses Bandara SMB II hingga RS Ernaldi Bahar. Di jalur ini banyak kendaraan pribadi yang sengaja mengambil jalur pintas untuk menghindari kemacetan. Tak pelak, gara-gara banjir, akses di jalan kecil dan gang, seperti di Jalan Naskah dan Sukabangun, tak terhindari. Kendaraan dari arah berlawanan berusaha saling memotong di jalur ini.Tepatnya di tikungan samping Kantor Dinas Kebersihan Kota Palembang akses ke Jalan Sukabangun, puluhan mobil dan motor mengular karena terjebak kemacetan. Tinggi banjir yang mencapai lutut orang dewasa ini mau tak mau memaksa pengendara yang melintas terpaksa memperlambat laju kendaraannya. Bahkan, karena tak mau terjebak, beberapa pengendara pun akhirnya memilih memutar arah. Tetra, 35, warga Sukabangun, mengaku terpaksa memutar haluan dan mengambil jalan pintas ke arah Jalan Sukarela menuju Sukabangun untuk bisa terhindar dari kemacetan. Meski banjir perlahan menyusut, hampir seharian puluhan kendaraan terpaksa berjalan merayap karena air tergenang di mana-mana. “Awalnyo dak tau. Pas tau ado banjir, aku langsung balik bae masuk ke Jalan Sukarela. Kalo nak diteruske lokak lamo, sebab banjirnyo masih tinggi. Bingung jugo kalu musim ujan cak ini, lewat sano banjir lewat sini samo bae,”tuturnya. Kondisi serupa terjadi di kawasan padat kendaraan, terutama di Jalan SMB II (KM 11), Jalan AKBP Cek Agus (simpang golf), Simpang IBA, dan Jalan R Sukamto (depan PTC). Di ruas jalan ini, genangan air menutupi badan jalan hingga membuat kendaraan ekstra hati-hati saat melintas. Selain di jalan-jalan utama, banjir juga terjadi di beberapa pemukiman penduduk seperti di kawasan Sukarame, Sekip, Srijaya,Tangga Buntung, dan Jalan Nyoman Ratu. Banjir di permukiman ini sudah sering terjadi hingga masuk ke rumah warga, dengan ketinggian sebatas betis orang dewasa. Erfianty, 31, warga Sekip yang juga salah satu karyawan operator telekomunikasi di bilangan Sudirman, mengaku, banjir kali ini benar-benar membuatnya kesal. Gara-gara banjir, dia tak hanya sulit keluar dari rumahnya, tapi juga terlambat datang ke kantor. Menurut dia, angkot Sekip yang biasa ditumpanginya juga terjebak macet sehingga untuk ke kantor dibutuhkan waktu lebih dari satu jam lebih.Padahal, jika normal jarak tempuh dari rumah ke kantornya cukup 20–30 menit. “Kalau pakai motor mungkin enak,bisa cari jalan pintas. Ini kan angkot, jadi macetnya lama,soalnya banyak kendaraan lain yang macet juga,”tuturnya. Sementara itu,untuk mengatasi banjir di Jalan Kol H Barlian, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi turun ke lokasi untuk mengecek penyebab genangan. “Saya datang ke sini dapat informasi genangan air hujan di sini tidak surut-surut. Kami khawatir ada pipa yang bocor,” kata Direktur teknik PDAM Tirta Musi Stephanus saat ditemui SINDOdi lokasi banjir. Dia menjelaskan, pipa PDAM yang ditanamkan di lokasi ini mencapai kedalaman 1,5 meter, dengan diameter 40 mm. Atas dasar ini, pihaknya menjamin banjir yang mengakibatkan macetnya arus lalu lintas di sepanjang jalan Kolonel H Barlian murni akibat genangan air hujan. ”Apabila ada kebocoran pipa, pasti airnya akan terlihat bergelombang dan muncul ke permukaan,”katanya. Kepala Dinas PUBM dan PSDA Darma Budhy yang turun ke lapangan mengutarakan, penyebab banjir akibat banyaknya sampah dan pembuangan sisa pengecoran di box culvert (saluran air besar berbentuk kotak), yang terletak tak jauh dari lokasi genangan. “Petugas kami yang terdiri dari dua regu menemukan banyak sampah kantong plastik dan papan sisa pengecoran pada kawat penyaring,”katanya. Selain itu, genangan disebabkan ketinggian air yang sudah tidak sesuai lagi dengan kontur jalan aspal di lokasi genangan. Bahkan, pihaknya akan langsung melaporkan hal ini kepada dinas terkait yang menangani jalan di lokasi tergenangnya banjir. “Jalan ini merupakan teritorial Satuan Kerja Nonver-tikal Pelaksana Jalan Nasional (SNVT PJN) Metropolitan. Masalah ini sudah dilaporkan sejak pelebaran jalan tempo lalu (saat SEA Games). Namun, karena diburu waktu pelaksanaan SEA Games 2011, penanganan belum dapat terlaksana,” kata dia. Sementara itu, polisi lalu lintas di lapangan juga terlihat sibuk menutup ruas jalan yang menuju ke lokasi banjir untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi volume kendaraan. ”Kita di sini terjun dengan delapan personel, dan sudah bertugas sejak pukul 06.00 WIB (pagi kemarin).Kemacetan memang cukup parah,makanya kita tutup daerah putaran agar tidak ada kendaraan yang memutar,” ujar Aipda Sulendra, salah satu polisi lalu lintas yang bertugas,kemarin. Terpisah, Kepala BMKG Kenten Palembang M Irdam mengungkapkan, saat ini kondisi cuaca di Palembang memang sedang mengalami peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Dalam kondisi demikian,intensitas hujan yang terjadi masih sangat tinggi. Selama April, misalnya, curah hujan berada di atas ambang normal 407 mm/bulan dengan hujan selama 29 hari berturut-turut. “Intensitas hujannya tinggi, jadi wajar banjir di manamana. Kalau normal saja curah hujan itu hanya 200–220 mm/- bulan.Nah, sekarang 407 mm/- bulan,”ungkap Irdam. Curah hujan yang turun saat ini terjadi karena suhu permukaan laut masih sangat tinggi. Jika biasanya suhu hanya berada di kisaran 27–28 derajat, kini naik menjadi 29 derajat. Hal ini membuat penguapan terus terjadi dan membentuk awan yang menghasilkan hujan. Selain hujan, kondisi yang harus diwaspadai masyarakat yakni potensi angin kencang. “Tolong ingatkan lagi ke masyarakat, kalau peralihan seperti ini biasanya ada angin kencang, jadi harus waspada. Buktinya, di OKI dan Muaraenim angin kencang sudah terjadi,”cetusnya. komalasari Post Date : 01 Mei 2012 |