|
BANDUNG, (PR).Akibat guyuran hujan deras, sejumlah wilayah di Kota Bandung, dilanda banjir cileuncang, Rabu (15/2). Sedikitnya, empat puluh rumah di Jln. Bojongloa Kel. Panjunan, Kec. Astanaanyar Kota Bandung, tergenang banjir cileuncang selama dua jam, dengan ketinggian mencapai 50 cm hingga 1 m. Kendati demikian, sejumlah titik rawan banjir di Kab. Bandung, malah sama sekali tidak tersentuh banjir. Berdasarkan pemantauan PR, sejumlah titik di Kel. Andir Kec. Baleendah, Kel. Pasawahan Kec. Cangkuang Wetan, dan Desa Citeureup Kec. Dayeuhkolot, masih relatif aman dari sergapan banjir. Meluapnya Kali Citepus, adalah penyebab banjir cileuncang tersebut. Banjir kali ini adalah yang paling tinggi dibandingkan tiga kali banjir sebelumnya pada awal tahun ini. Sejumlah pemilik rumah terpaksa mengeluarkan barang-barangnya untuk menghindari genangan air yang menerobos masuk. Saya meminta Pemkot Bandung, serius menangani pelebaran Kali Citepus. Masak, setiap banjir, rumah kita tergenang terus, ujar Rahman (32), warga Jalan Bojongloa, mengeluh. Puluhan rumah lainnya di sepanjang sempadan Kali Citepus, mengalami nasib serupa. Beberapa rumah di sekitar Jalan Haji Sapari hingga Pagarsih, juga tak luput dari sergapan banjir. Selain menggenangi rumah, banjir juga membuat lalu lintas di sekitar pertigaan Jln. Pasirkoja dan Jln. Bojongloa mengalami kemacetan. Genangan air di jalan-jalan utama di Kota Bandung, terlihat di beberapa titik. Tepat di depan Bandung Trade Center (BTC) Jln. Djunjunan, terjadi hal serupa. Genangan air setinggi sekira 50 cm hingga menutupi marka jalan. Sepanjang Kopo Sementara itu, pada ruas Jln. Kopo hingga terusan Kopo, minimal terdapat lima hingga enam titik genangan dan cukup dalam. Di antaranya, di Jln. Kopo Sayati, tepatnya Jalan Dengdek dan Jln. Kopo Cirangrang. Di sana, luapan air sungai yang melintas dari arah Sukamenak membuat genangan di jalan setinggi 50an cm. Akibatnya, kendaraan sulit melintas dan menimbulkan kemacetan lalu-lintas. Gorong-gorong yang melintas tepat di bawah jembatan tol, meluap dan menggenangi jalan setinggi 60 cm. Arus kendaraan yang tertahan dari kedua arah, membuat situasi makin semrawut. Antrean padat kendaraan, berlangsung di sepanjang jalan hingga perempatan Kop0-Jln. Soekarno Hatta. Berdasarkan catatan PR, kejadian ini hampir rutin terjadi jika hujan deras turun. Luapan air sungai dan gorong-gorong sepanjang jalan raya membawa serta sampah, sehingga membuat pemandangan makin tidak sedap jika banjir mulai surut akibat sampah yang berserak di jalanan. Antrean panjang lantaran banjir cileuncang juga terjadi hampir di sepanjang Jalan Cibaduyut. Tak tanggung-tanggung, kemacetan terjadi sejak dari persimpangan Jln. Soekarno-Hatta di ujung utara, hingga ke persimpangan Jln. Sukamenak di ujung selatan.(A-124/A-125/A-156) Post Date : 16 Februari 2006 |