Lagi, Banjir Besar Ancam Jateng

Sumber:Suara Merdeka - 01 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEMARANG- Hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir, membuat debit air di sejumlah sungai besar di Jateng naik. Prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jateng, dengan kondisi curah hujan mencapai 200 mm hingga 400 mm/bulan, berpotensi kembali terjadi banjir besar akibat meluapnya sejumlah sungai.

Koordinator BMG Jateng Ir HM Chaeran mengungkapkan sungai-sungai besar yang bermuara ke Laut Jawa dan debit airnya diperkirakan naik cukup tinggi, berpotensi meluap yakni Sungai Cisanggarung di Brebes (perbatasan Jateng-Jabar), Sungai Pemali (Brebes), Sungai Kaligangsa dan Ketiwon (Kota Tegal), Kali Pah, Kali Rambut (Kabupaten Tegal), Kali Comal (Pemalang-Pekalongan), Kali Bodri (Kendal), Bengawan Solo hingga Sungai Juwana (Pati).

Dalam dua hari terakhir, Kota Semarang yang dikepung dua banjirkanal barat dan timur sudah diterjang banjir di sejumlah lokasi. Itu akibat hujan cukup deras yang mengguyur Salatiga, Ungaran, Boja dan Kendal.

Memang, kata dia, curah hujan Februari tahun ini berkisar 200 mm hingga 400 mm/bulan. Kecuali daerah pegunungan di wilayah eks Karesidenan Banyumas bagian utara, Kedu bagian utara, Pekalongan bagian Selatan, Gunung Lawu dan Gunung Muria curah hujan diprakirakan kurang 400 mm/bulan.

''Sifat hujan umumnya normal. Pada bulan Pebruari 2008 curah hujan cenderung bersifat lokal, pada waktu sore dan malam hari . Kadang-kadang disertai petir, angin kencang bila terjadi cuaca buruk. Tapi memang hujan deras yang terjadi dapat berpotensi banjir seperti terjadi pada pekan terakhir Desember 2007 dan awal Januari 2008,'' terang HM Chaeran.

Fenomena La Nina

Memperhatikan perkembangan dinamika atmosfer hingga pertengahan Januari 2008, indeks osilasi selatan (SOI) tiga bulan terakhir yaitu, Oktober 2007 (+2), November 2007 (+10), Desember 2007 (+10) dan sampai pertengahan Januari 2008 (+17).

Kemudian anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik equator bagian tengah dan timur yang mencapai -0,5 derajat Celcius hingga -2,5 derajat Celcius. Dengan demikian indikator global memperlihatkan gejala menuju fenomena La Nina sampai netral.

Sementara itu dalam skala regional, monsun dingin Asia yang menyertai angin baratan masih terlihat, namun tidak terlalu kuat. Karena itulah, pihaknya menegaskan prakiraan curah hujan pada Februari tahun ini di Jateng umumnya berkisar 200 mm hingga 400 mm/bulan di dataran rendah. Sedangkan di daerah dataran tinggi dan pegunungan kurang dari 400 mm/bulan. Sifat hujan umumnya normal.

''Walaupun masih dikategorikan normal, hujan yang turun cukup deras dan berlangsung lama. Bisa lebih dua jam. Ini yang membuat debit air cepat naik. Sementara daya serap lahan yang ada telah berkurang akibat banyaknya penebangan pohon,'' kata Chaeran. (D12,H21-77)



Post Date : 01 Februari 2008