|
BANDUNG, (PR).-Banjir bandang kembali menggenangi sekira 1.500 rumah warga di wilayah Kecamatan Banjaran Kab. Bandung, Kamis (31/3) sejak pukul 16.30 WIB hingga malam. Ketinggian air bervariasi, antara 10 cm sampai dengan 1,5 meter, sehingga mengakibatkan warga diungsikan di rumah-rumah penduduk yang lolos dari sergapan air bah. Banjir juga terjadi di sebagian wilayah Kecamatan Arjasari yang bertetangga dengan Banjaran. Banjir menggenangi rumah warga di Desa Banjaran Wetan, Banjaran Kota, Tarajusari, dan Kamasan. Air mencapai ketinggian sekira 1,5 meter terjadi di Kampung Muara RT 04/RW 01 Desa Banjaran Kota, Kampung Bojongpulus Desa Banjaran Wetan, yang pekan lalu menelan dua korban jiwa, serta Kampung Cipaku Desa Tarajusari. Menurut Camat Banjaran Drs. Cecep Suhendar, musibah tersebut tidak sampai menelan korban jiwa, namun menggenangi banyak rumah warga. Penyebab banjir ini akibat meluapnya sungai Citalutug dan Cibanjaran, sementara di Desa Kamasan dari sungai Cisangkui anak sungai Citarum. Air bah ini merupakan banjir bandang, karena di daerah-daerah yang terkena banjir tersebut terjadi hujan tidak begitu besar dan waktunya sebentar. "Saat ini, yang mendesak adalah kita melakukan upaya penyelamatan jiwa, terutama warga yang rumahnya tergenang hingga ketinggian satu meter lebih. Mereka segera diungsikan ke rumah-rumah penduduk yang aman dari sergapan banjir," kata Cecep Suhendar saat berada di lokasi banjir di Desa Kamasan, Kamis malam. Camat berharap, air banjir yang menggenangi sekira 1.500 lebih rumah-rumah penduduk serta bangunan lainnya segera surut hingga tidak sampai menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Ia bersama pengurus dan anggota Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Kecamatan Banjaran, terus memantau dan melakukan upaya pengungsian penduduk terkena banjir bersama warga setempat hingga air surut. "Masyarakat di daerah titik rawan banjir tersebut, diminta tetap waspada terhadap kemungkinan adanya banjir bandang susulan. Apa lagi pada saat ini masih sering terjadi turun hujan," kata Cecep Suhendar. Menurut Asep Rusman (38), salah seorang warga Kampung Bojong Pulus Desa Banjaran Wetan, banjir yang melanda kampungnya sore hingga malam nyaris besarnya seperti yang terjadi pada pekan lalu. Ketinggian air bervariasi antara setinggi lutut orang dewasa sampai dengan dada orang dewasa. "Kalau saja banjir itu kebetulan menerjang rumah yang penghuninya banyak anak-anak, bisa dibayangkan bukan cuma korban harta benda yang ada di dalam rumah tetapi juga nyawa," kata Asep Rusman. Beberapa faktor Dede Rukmaya (53), mantan Ketua RW 02 Desa Banjaran Wetan, mengatakan, banjir ini sebetulnya bisa disebabkan berbagai faktor, terutama hutan di daerah hulu yang gundul dan banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Ia meminta, sebaiknya jangan bertani di hutan-hutan di atas bukit. Saya berharap pemerintah segera mencarikan solusinya agar tidak terjadi lagi musibah seperti sekarang," kata Dede Rukmaya. Sampai dengan tadi malam, masyarakat di lokasi musibah banjir masih sibuk membersihkan rumah, memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman dan ada pula yang mengungsi di rumah keluarga maupun kawannya.(A-146) Post Date : 01 April 2005 |