|
BANDUNG, (PR).-Guna mengurangi populasi lalat serta penyebaran penyakit dari sampah-sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS), kini Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bandung bekerja sama dengan PD Kebersihan Kota Bandung, melakukan fogging (penyemprotan) di sejumlah kawasan. Setiap hari, penyemprotan dilakukan antara 2-3 TPS. Beberapa TPS yang sudah disemprot antara lain kawasan Antapani dan Jln. Puter. Kepala DKK Kota Bandung dr. Gunadi Sukma Binekas, M.Kes menyampaikan hal itu, Kamis (17/3) di sela-sela mengikuti Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmara) Pendidikan di SDN Percobaan, Jln. Sabang Kota Bandung. "Penyemprotan sudah kami lakukan sejak beberapa hari ini," katanya. Dikatakan dr. Gunadi, menumpuknya sampah di TPA menimbulkan banyaknya lalat dan bau tak sedap. Sehingga, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan agar tidak terjadi penambahan populasi lalat yang akan menjadi sumber bibit penyakit baru di masyarakat. Penyemprotan dilakukan dengan memakai cynop, sejenis obatan-obatan yang dapat mematikan serangga lalat. Hal tersebut dibenarkan Dirut PD Kebersihan kota Bandung Awan Gumelar. Menurutnya, selain penyemprotan lalat, pihaknya bersama DKK juga mulai mencoba melakukan penyemprotan antibau yang timbul dari sampah. Ditambahkan Awan, jumlah TPS di Kota Bandung sekira 148 buah. Sedangkan berdasar catatan sampai Rabu (16/3), sampah yang dibuang ke TPA Jelekong Kab. Bandung mencapai 194 rit atau 1.940 m3. Angka itu bertambah mengingat beberapa hari sebelumnya hanya berkisar 150 rit (1.500 m3). Kewalahan Secara terpisah, Wali Kota Bandung Dada Rosada mengisyaratkan, pemkot kewalahan mengatasi persoalan sampah di Kota Bandung, pascalongsornya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwigajah. Dia mengakui, tumpukan sampah di TPS-TPS yang tersebar di Kota Bandung yang belum terangkut ke TPA Jelekong, selain menebarkan bau busuk, juga membuat wajah kota menjadi kumuh. Menurut Dada, pengajuan izin dari pemkot Bandung kepada Bupati Bandung untuk memanfaatkan kembali TPA CieunteungKel. Baleendah Kab. Bandung sekitar tiga pekan lalu, hingga saat ini belum turun. Hal itu, praktis membuat PD Kebersihan Kota Bandung kesulitan membuang sampah karena kapasitas TPA Jelekong juga terbatas. Namun demikian, kata Dada, pada Rabu (16/3), Bupati Bandung Obar Sobarna, menawarkan dua TPA, masing-masing TPA Pasirbuluh dan lembah bekas lokasi longsor Desak Pagerwangi. Keduanya di Kec. lembang. "Tolong masyarakat juga ikut membantu dengan cara mengurangi produksi sampah. Jangan punya pikiran karena sudah membayar retribusi, lantas masa bodoh. Sebab, persoalan sampah ini bukan hanya tanggung jawab pemkot namun juga masyarakat. Apalagi, kita juga akan menjadi tuan rumah peringatan Konferensi Asia Afrika 24 April mendatang," ujar Dada. Berdasar catatan "PR", dari 7.500 m3/hari produksi sampah di Kota Bandung, kini rata-rata hanya terangkut 150 rit/hari (1.500 m3) ke TPA Jelekong. Masih minimnya sampah yang terangkut tersebut, menyebabkan sekira 6.000 m3/hari menumpuk di TPS-TPS ataupun stasiun-stasiun transfer.(A-148/A-100) Post Date : 18 Maret 2005 |