|
BOGOR - Salah satu usaha melindungi DKI Jakarta dari banjir adalah dengan membangun bendungan di Kawasan Megamendung- Cisarua. Karena itu, dalam waktu dekat, Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, akan dibangun di lokasi tersebut. Bendungan yang akan menelan dana Rp 1 triliun ini juga akan bermanfaat bagi Kabupaten Bogor. Antara lain sebagai sumber tenaga listrik dengan hydropower berkapasitas lima megawatt, sumber air baku, objek pariwisata, serta untuk menggelontor Sungai Ciliwung pada musim kemarau. Pemimpin Proyek Induk Pengembangan Wilayah Ciliwung-Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air, Departemen PU, Ir Wahyu Hartomo SD, mengatakan hal itu melalui telepon di Bogor, Selasa (4/1). Ditambahkan, tahun 2005 ini akan diawali dengan pembebasan tanah. Direncanakan, tahun 2007, pembangunan bendungan itu sudah bisa dimulai. Tahun 2011, Bendungan Ciawi itu sudah rampung. Sementara itu, di kantornya, Kepala Dinas PU Kabupaten Bogor, Nurhayanti SH, yang didampingi Kasubdin Pengairan, Yani Hassan, kepada pers mengungkapkan, yang penting dan harus digalakkan adalah sosialisasi kepada penduduk tiga desa di kawasan Megamendung dan Cisarua yang desanya akan terendam, yakni Pasir Purut, Gadung, dan Cipayung. "Kalau bendungan dibangun, penduduk ketiga desa itu akan bedol desa," katanya. Nurhayanti belum menyebut penduduk desa itu akan direlokasikan ke mana. Ketiga desa itu berpenduduk sekitar 500 keluarga dengan bangunan rumah berjumlah 560 unit, dua buah gedung SD, tujuh mushola, sembilan vila, sebuah pondok pesantren, dan satu gedung SMU. "Luas lahan yang akan dibebaskan tak kurang dari 200 hektare. Bendungan itu panjangnya 1.300 meter dan tinggi 90 meter. Bendungan ini merupakan proyek pemerintah pusat," ungkap Nurhayanti. Kasubdin Pengairan menambahkan studi kelayakan untuk proyek bendungan Ciawi ini sudah dilakukan tahun 2003 yang selanjutnya tahun 2004 - 2005 dilakukan DED (Rencana Detail Rekayasa Teknis, Detail Engineered Design). Situ Pada kesempatan itu Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Bogor, Nurhayanti juga menerangkan di wilayah Kabupaten Bogor tercatat 93 situ (semacam danau). Sitru-situ yang berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan air ini sebenarnya membutuhkan normalisasi dengan cara mengeruk Lumpur yang membuat situ menyempit dan dangkal. Namun kendala yang dihadapi adalah masalah ketiadaan dana. Sebagai contoh, dana untuk normalisasi situ cukup besar. Tahun 2003 lalu, untuk normalisasi situ Gunung Putri dan Cikaret butuh dana Rp 2,7 miliar. "Situ yang dinormalisasi tahun 2004 lalu adalah situ Cigudeg," ujarnya tanpa menyebut menelan dana berapa. (HR/N-6) Post Date : 05 Januari 2005 |