KULONPROGO(SINDO) – Kabupaten Kulonprogo menjadi pilot projectpengelolaan sampah menyusul banyaknya masalah sampah yang terjadi di Kota Yogyakarta,Sleman dan Bantul. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Moch Nadjib mengatakan pengelolaan sampah ini akan dipusatkan di TPA sampah Banyuroto, Nanggulan.
Lokasi tersebut baru sekitar dua bulan.Menyusul sudah penuhnya sampah yang dibuang di TPA Ringinardi,Pengasih. “Nantinya akan dilakukan pengolahan sampah menggunakan instalasi terpadu,”jelas Nadjib. Menurutnya, penggunaan TPA Banyuroto sifatnya masih dalam ujicoba.Sebab seluruh sarana fisik pendukung belum semuanya siap. Bahkan kedepan akan terus dilakukan penambanhan sarana pengolahan.
Sehingga sampah yang masuk, benar-benar diolah dan tidak menimbulkan dampak di masyarakat sekitar. Masalah sampah,untuk Kulonprogo memang belum menjadi masalah krusial. Setiap harinya baru ada sekitar 8 sampai dengan 10 ton yang masuk ke TPA.Namun di Yogyakarta sampah menjadi masalah yang cukup pelik.Menyusul segera penuhnya TPA sampah di Piyungan, Bantul.
“Kalau ini berhasil, sangat mungkin sampah di DIY akan dibuang ke Kulonprogo, ”jelasnya. Kabid Pertamanan dan Kebersihan DPU,Kulonprogo,Suroto mengakui pengelolaan limbah di Banyuroto belum maksimal. Bak penampungan air yang ada belum mampu menampung air limbah.Padahalidealnya airyangmasukinimasuk ke dalam licid(bak penampung) secara bertahap.Baru ketika air sudah bersih bisa dibuang ke aliran air. “Licid ini masih akan disempurnakan di 2011 nanti,”jelasnya.
Menurutnya, sebagai pilot project nantinya akan dilengkapi dengan instalasi pengelolaan limbah terpadu (IPLT).Semua jenis sampah nanti akan masuk dan dikelola secara terpadu.Namun untuk konsep awal sampah yang masuk akan ditutup dengan tanah. Sistem manual seperti ini,juga telah diterapkan di Ringinardi,untuk menghindari bau busuk, sekaligus menjadi pupuk organik. Pada program IPLT, nanti juga akan dilengkapi dengan pengelolaan tinja dari rumah tangga.
Detail engineering design (DED) dari provinsi sudah ada tinggal pembangunan fisik di 2011. Sementara itu, sejumlah warga di wilayah pedukuhan Wonosidi Lor, mencoba pengelolaan sampah.program pemilahan sampah sudah berjalan di masyarakat. sampah kertas, plastik dan kaca, dikumpulkan untuk dijual. Sedangkan sampah organik dari rumah tangga, dijadikan pupuk organik. “Setiap rumah tangga telah memiliki komposter (alat pengolah kompos),”jelas Ketua Paguyuban Wonosidi Lor Bersatu Hardi Atmojo. (kuntadi)
Post Date : 09 November 2010
|