Kualitas Air PDAM Buruk

Sumber:Kompas - 03 April 2010
Kategori:Air Minum

Palembang, Kompas - Sejumlah warga yang menjadi pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota Palembang mengeluhkan kualitas air yang buruk. Air yang dialirkan ke rumah untuk dikonsumsi itu berwarna coklat kekuningan, berbusa, dan berbau tidak sedap.

Salah satu kawasan yang kualitas airnya buruk adalah Perumahan Villa Bari di Kelurahan Lemabang, Kecamatan Kalidoni. Kompleks ini merupakan permukiman yang mayoritas penghuninya berasal dari kalangan menengah atas.

Rudi (34), karyawan swasta yang mengelola rumah dinas di perumahan itu, Jumat (2/4), mengatakan, sekitar sepekan terakhir air PDAM yang dialirkan ke perumahan tersebut kualitasnya sangat buruk. ”Airnya keruh, berwarna kekuningan, disertai bau tak sedap. Kalau dicium, bau air tersebut sangat tak sedap, mirip air yang dari saluran kotor. Bahkan, tak layak disebut air bersih,” kata Rudy.

Rudy mengaku pada Kamis malam menabur obat untuk menjernihkan air yang teramat keruh yang tertampung dalam bak. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Air yang ada tidak bisa jernih. Bau tidak sedap pun tetap menyengat.

”Bayangkan saja, untuk keperluan mandi saja airnya sudah dianggap tidak layak. Apalagi, untuk mencuci pakaian dan membilas peralatan dapur, jelas lebih enggan lagi,” katanya.

Terpaksa membeli

Rudi sempat menanyakan kepada petugas keamanan dan tetangga lainnya perihal buruknya kualitas air PDAM itu. Ternyata, mereka juga mengakui mengalami hal yang sama selama beberapa hari terakhir.

”Saat ini, untuk bisa mandi dan cuci dengan nyaman, kami terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli air bersih dari pedagang. Kami menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban PDAM Tirta Musi atas kualitas air ini. Minimal harus segera melakukan perbaikan sehingga kerugikan konsumen tidak berkelanjutan,” kata Rudy.

Keluhan soal pelayanan air bersih PDAM Tirta Musi juga dilontarkan warga di Perumnas Sako Kenten, Kota Palembang. Indrastuti (32), ibu rumah tangga, yang tinggal di Perumahan Multi Wahana, mengungkapkan, aliran air PDAM di kawasan itu kerap kali mati. Yang paling mengecewakan, pihak PDAM tidak pernah terbuka menyampaikan alasan dan penyebabnya kepada pelanggan.

”Padahal, jika PDAM terbuka, saya mungkin bisa maklum sekaligus mengantisipasinya, misalnya saya bisa memperbanyak cadangan air dengan cara membeli tandon atau penampung ekstra. Tidak seperti tiga hari pada awal pekan lalu, di mana saya harus menumpang mandi di tempat tetangga,” katanya.

Menyongsong SEA Games

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumsel Taufik Husni mengatakan, PDAM Tirta Musi selalu berhadapan dengan persoalan klasik, mulai dari buruknya kualitas air, layanan kerap terputusi, sampai kebocoran pipa.

”Terlepas dari ekspansi kinerja, masalah itu belum pernah dituntaskan. Saya ajak konsumen kritis. Mengacu UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, konsumen berhak mendapat kompensasi jika dirugikan,” kata Taufik.

Terkait status Palembang sebagai tuan rumah pesta olahraga se-Asia Tenggara (SEA Games), Husni mendesak pemerintah kota dan PDAM agar segera berbenah. Dia juga mengingatkan agar keluhan soal buruknya kualitas air jangan sampai terulang karena bisa memalukan.

Hingga pukul 21.30, belum ada tanggapan dari pihak PDAM. Direktur Utama PDAM Tirta Musi Syaiful Dea tidak mengangkat telepon selulernya yang berstatus aktif. Dia juga tidak membalas pesan singkat dari Kompas berisi permohonan klarifikasi atas keluhan konsumen. (ONI)



Post Date : 03 April 2010