Kualitas Air Minum PDAM Bogor Meningkat

Sumber:Republika - 06 September 2010
Kategori:Air Minum

BOGOR -- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor mulai menerapkan komputerisasi dalam mengontrol kualitas air minum. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan ketepatan penggunaan obat-obatan serta kecepatan dalam menghasilkan air minum yang lebih bermutu.

Komputerisasi tersebut juga sekaligus dapat mengontrol kebocoran pipa serta menguras dan membuang endapan lumpur yang ada dalam bak penampungan. "Kita tinggal klik dari ruang kontrol, pintu pembuangan endapan lumpur otomatis terbuka dan semua lumpur serta kotoran habis terbuang," ujar Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan, Hady Mulya Asmat, akhir pekan lalu.

Komputerisasi dalam pengontrolan air minum merupakan sistem yang baru dan masih jarang diterapkan oleh perusahaan air minum di Tanah Air. PDAM Tirta Kahuripan baru menerapkan sistem ini pada sumber air baku Kali Ciliwung di Cibinong. "Biaya pembangunan jaringan dan sistem komputerisasi ini cukup mahal, sekitar Rp 8 miliar," kata Hady.

Biaya Rp 8 miliar tersebut termasuk untuk peningkatan kapasitas produksi sumber mata air baku Kali Ciliwung menjadi 330 liter per detik dari sebelumnya 200 liter per detik. Upaya ini untuk menunjang perluasan pemasaran air, khususnya ke sejumlah perumahan baru yang banyak berdiri di wilayah Cibinong dan Bojonggede.

Dengan komputerisasi, takaran dan volume obat-obatan yang dimasukkan ke dalam bahan baku air akan lebih terkontrol dan akurat, termasuk mengetahui tingkat keasaman (pH) serta tingkat kekeruhannya sehingga menghasilkan kualitas air minum yang lebih bermutu. "Pada dasarnya, kualitas air minum yang dihasilkan dari sumber mata air Ciliwung ini sudah langsung bisa dikonsumsi," ujar Yusuf Firdaus, kepala bagian Teknik PDAM Tirta Kahuripan.

Selain meningkatkan kualitas air minum, PDAM Tirta Kahuripan juga akan menggenjot pemasangan sambungan baru. Tahun ini, mereka merencanakan pembangunan sekitar 13 ribu sambungan baru di wilayah Kabupaten Bogor dan Depok. Namun, hingga Juli 2010, rencana tersebut baru terealisasi sekitar 4.000 sambungan baru. "Sebenarnya, permintaan calon konsumen sangat tinggi, tetapi kita terbentur dengan pendanaan," papar Hady. Untuk mewujudkan 13 ribu sambungan baru itu dibutuhkan dana puluhan miliar rupiah.

Guna menyiasati keterbatasan anggaran pemasangan sambungan baru tersebut, PDAM Tirta Kahuripan mengajak pengembang perumahan bekerja sama dalam pembangunan jaringan pipa ke rumah-rumah, sedangkan PDAM menyediakan pipa saluran airnya. "Sudah banyak developer yang berminat dengan pola seperti ini, dan sistem ini menguntungkan semua pihak karena investasi yang diperlukan lebih kecil," kata Hady. rahmad budi harto



Post Date : 06 September 2010