|
Kondisi air leding produksi PDAM Barito Kuala kembali terkendala, mulai penurunan debit hingga kualitas sebagai air bersih layak pakai. Direktur Utama PDAM Barito Kuala Nazirni SE mengungkapkan, penurunan kualitas air bersih tersebut disebabkan adanya rehabilitasi dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Marabahan yang diperkirakan akan berlangsung lama. "Dengan adanya penurunan debit air dan kualitas air tersebut, pelanggan air bersih kami minta pengertiannya. Karena berimbas pada belum maksimalnya kualitas pelayanan dan penurunan debit air yang mengalir ke rumah mereka," pintanya. Namun demikian, katanya, pengerjaan tersebut dilakukan demi perbaikan dan peningkatan kualitas yang diharapkan lebih baik. Ia juga meminta agar pelanggan mempersiapkan kebutuhan airnya sehemat mungkin. Naziri juga mengimbau, pelanggan agar segera melaporkan jika menemukan pipa-pipa tranmisi dan distribusi yang bocor, agar tekanan air terjaga dengan baik. Lebih jauh, Naziri juga berjanji bagi daerah-daerah yang selama ini belum terlayani namun sudah ada pengolahan air bersih akan di upayakan dilayani dengan mobil tangki air. Menyinggung kondisi pelanggan mereka, diungkapkannya ada sekitar 400 (sekitar 8 persen) telah menunggak pembayaran. Periode tunggakan itu bervariasi, mulai katagori penunggak hingga yang belum bayar langganan satu bulan, dan paling banyak terjadi di Kecamatan Marabahan dan Alalak. Akibat, PDAM Batola mengalami kerugian setiap bulannya sekitar Rp15 juta. Menurutnya, mereka sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada pelanggan, yang sudah menunggak selama dua bulan. Jika tunggakan sudah mencapai tiga bulan lebih, PDAM terpaksa memutuskan sementara pasokan air bersih ke rumah perlanggan. Namun apabila menyatakan tetap berlangganan termasuk membayar tunggakan, akan segera menyambung lagi. c3 Post Date : 13 Agustus 2005 |