Jakarta - Akses masyarakat terhadap pelayanan air minum dirasakan masih rendah. Hadirnya infrastruktur dalam sektor air minum dan sanitasi yang lebih baik diperlukan.
"Indonesia sudah mencapai jangkauan sanitasi air bersih. Tapi kualitas masih memprihatinkan," kata Mantan Duta Besar Millenium Development Goals (MDGs) Asia Pasifik, Erna Witoelar, di Departemen PU, Jalan Pattimura, Jakarta, Rabu (3/5/2009).
Menurut Erna, banyak negara terutama di kawasan Asia yang sudah memiliki target untuk menjangkau seluruh sanitasi. Jangkauan seluruh ini diperuntukkan bagi seluruh wlayah untuk jangkauan air bersih maupun kualitas serta sanitasinya.
Untuk mencapai target, kata dia, masyarakat harus menjaga kebersihan sumber daya air. Pemeliharaan sumber daya air terutama dengan menjaga kebersihan dengan tidak BAB (buang air besar) sembarangan.
"Untuk sampai menjangkau kebersihan aliran air dari hulu sampai kemasyarakat itu sangat penting. Air dari hulu mengalir harus diperhatikan," ujarnya.
Pemeliharaan kebersihan air salah satunya dengan penghijauan. Salah satu wilayah yang sudah dijadikan contoh antara lain di hulu sungai Sunter.
Senada dengan hal tersebut, pemerintah hingga kini bekerjasama dengan mitra kerjanya melakukan konsep pengembangan kawasan di bidang penyediaan akses air minum dan sanitasi. Konsep tersebut untuk pengembangan kawasan yang lebih baik dan ramah lingkungan.
"Kami mengundang 6 pemerintah lokal daerah untuk mengidentifikasi masalah tersebut," kata Sustainable Development dan Social Responsibility Director PT Tirta Investama Danone Aqua Yann Brault.
Daerah tersebut antara lain, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kota Medan, Kota Bekasi dan Surakarta. (nov/aan)
Post Date : 03 Juni 2009
|