TANGERANG -- Masalah sampah di Tangerang Selatan dijanjikan berkurang setelah Lebaran nanti. Tahap I dari pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Cipeucang telah selesai dan siap dioperasikan. "Setelah Lebaran sudah bisa dioperasikan," kata Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan Nur Selamat kemarin.
TPST Cipeucang, yang memiliki luas 2,5 hektare dan berlokasi di Kecamatan Setu, akan beroperasi dengan sistem landfill. Total akan ada empat tahap pembangunan dengan anggaran sebesar Rp 5 miliar, yang sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian Pekerjaan Umum. "Saat ini kami terus berupaya memperluas lahan yang dibutuhkan," kata Nur.
Masalah sampah di Tangerang Selatan sendiri sudah terjadi sejak awal 2009, ketika Kabupaten Tangerang, selaku pemerintahan induk, menghentikan kerja sama. Mereka menarik 40 kendaraan pengangkut sampah dan melarang Tangerang Selatan membuang sampah di TPA Jatiwaringin, Mauk, milik Kabupaten Tangerang.
Nur berharap dioperasikannya TPST Cipeucang bisa menjadi solusi dalam mengatasi peningkatan volume sampah, terutama sampah pada hari raya Lebaran. "Sampah Lebaran akan meningkat 20 persen," katanya sambil menambahkan, "tujuh pasar tradisional di Tangerang Selatan tentu akan mengalami peningkatan."
Tumpukan sampah diperkirakan menggunung di sejumlah titik, seperti Pasar Ciputat, yang menghasilkan sampah sekitar 70 meter kubik per hari; Pasar Serpong sekitar 30 meter kubik per hari; dan Pasar Modern BSD City, sebanyak 30 meter kubik per hari. Sedangkan sampah Pasar Cimanggis mencapai 40 meter kubik per hari, Pasar Jombang berkisar 30 meter kubik per hari, serta Pasar Bintaro Lama dan Baru sebanyak 30 meter kubik per hari. Adapun pasar di Bundaran Bintaro dan pasar kaget Sabtu-Minggu menghasilkan sampah sekitar 10 meter kubik per hari.
Namun pengamat setempat, Sodiq Suhardiyanto, menyatakan penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah Tangerang Selatan selama tiga tahun terakhir berjalan semu. Menurut Sodiq, masalah sampah ini akan menjadi bom waktu dan gunung es. "Belum ada langkah terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut," kata Ketua Pusat Kajian Persampahan Kota Indonesia ini. l JONIANSYAH
Post Date : 24 Agustus 2011
|