|
DLINGO (KR) - Krisis air bersih di Kecamatan Dlingo Bantul makin meluas menyusul keringnya sumur-sumur penduduk serta mampetnya aliran air dari PDAM. Seperti di Dusun Semuten, Jatimulyo, masyarakat harus antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan air satu jerigen atau 25 liter. Sedangkan jika membeli air, pasca kenaikan harga BBM dari harga semula Rp 65 ribu/tanki menjadi Rp 75 ribu/tanki. Dukuh Semuten, Ngatimin, kepada KR, Jumat (21/10) mengatakan dari 180 KK yang ada hanya tinggal beberapa sumur yang dapat diambil airnya. "Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, selain harus mengambil dari belik yang jaraknya sekitar 1,5 Km, alternatif lain dengan membeli memakai jerigen atau tanki," terang Ngatimin. Saat ini, air bersih menjadi barang langka yang banyak dijual orang baik dengan ukuran tanki maupun jerigen. Untuk ukuran jerigen sedang, menurut Ngatimin, air dijual Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu. Sedang untuk ukuran tanki pasca kenaikan harga BBM mencapai Rp 75 ribu/tanki. Macetnya aliran air yang dicatu PDAM, menurut Ngatimin telah berlangsung sejak empat bulan silam. Meski macetnya air PDAM tersebut telah dilaporkan kepada pihak terkait, namun hingga saat ini tetap belum mengalir. Salah seorang tokoh muda Dusun Semuten, Najib mengharapkan Pemkab dan instansi terkait segera melakukan perbaikan pipa penyebab macetnya dengan aliran air PDAM. Sebab telah berbulan-bulan pipa mampet dan cukup memberatkan beban masyarakat yang sebagian besar mengandalkan kebutuhan air dari PDAM. (Can)-a. Post Date : 22 Oktober 2005 |