|
SUBANG,(PR).Krisis air mulai melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Jalancagak dan Cijambe, Kabupaten Subang dalam beberapa pekan terakhir. Kekeringan di dua wilayah kecamatan yang dikenal kaya akan sumber mata air itu, terjadi akibat mengeringnya beberapa sumber air dan sumur dangkal yang ada. Malangnya, perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat yang diandalkan pasokannya, juga menghentikan aliran air ke rumah-rumah pelanggannya. Akibatnya, warga kian kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk keseharian. Krisis air bersih yang melanda wilayah Kecamatan Jalancagak dan Cijambe berdasarkan pemantauan "PR", Rabu (4/10), diketahui dari banyaknya warga yang bergerombol di pinggir-pinggir jalan dengan membawa jerigen, ember, dan tempat-tempat penampung air lainnya di sepanjang jalan antara Jalancagak - Cijambe. Pemandangan tersebut, sudah berlangsung sejak sebulan lalu. Mereka bergerombol karena menunggu datangnya pasokan air bersih dari kendaraan khusus milik PDAM setempat, yang belakangan dikerahkan untuk memasok kebutuhan warga. Menurut warga, biasanya kemarau yang berlangsung tidak sampai separah itu. Karena, di samping ada yang memiliki sumur dan menjadi pelanggan PDAM, warga masih dapat mengandalkan air dari Situ Rancabogo yang ada di desanya. Namun, sejak sebulan terakhir, Situ Rancabogo kering , tidak ada air yang tersisa. Karena, air dari sumur dangkal mengering dan pasokan air dari PDAM terhenti, mereka terpaksa mengantre untuk mendapatkan pasokan air yang dibawa mobil tangki PDAM. "Kalau dipikir-pikir memang sangat ironis, untuk melayani pelanggan di Subang dan sekitarnya PDAM mengambil air dari mata air yang ada di wilayah kita, tetapi kita sendiri menjadi kesulitan air," ungkap warga Desa Cijambe dengan nada kesal. Beberapa pelanggan PDAM di wilayah Kecamatan Jalancagak juga mengeluhkan dan mengalami nasib serupa. Sebab, pasokan air ledeng tiba-tiba terhenti tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. "Memang pernah ada kabar, terhentinya aliran air ledeng karena ada kerusakan di sumur reservoir. Tetapi, kami tidak yakin karena kendaraan yang menyuplai air ke Tambakan hingga perbatasan Cijambe dengan mobil tangki, airnya kan dari reservoir di Jalancagak," kata Sodikin. Terkait permasalahan itu, Direktur Utama PDAM Tirta Rangga Subang, Drs.H. Dedy Pujasumedi M.Si. yang dihubungi lewat telefon, membantah bila keterlambatan pasokan air ke pelanggannya sudah berjalan beberapa hari. "Memang ada keterlambatan, karena rusak dan terbakarnya travo motor pompa di kedua sumur milik kita, " ujarnya. Hanya saja menurut dia, sekarang sudah diperbaiki dan tinggal menunggu kedatangan panel pompanya, langsung dari pabrik Grundfos. Karenanya ia meyakini, pasokan air bersih untuk warga dimungkinkan segera kembali normal dalam waktu dekat. Sementara itu, secara terpisah Ketua Lembaga Advokasi Masyarakat Subang, Cece Rahman S.Sos. menegaskan persoalan krisis air yang melanda kawasan Jalancagak dan Cijambe yang harus bertanggung jawab adalah Pemkab Subang, termasuk PDAM, yang dalam melaksanakan pembangunan tidak mempertimbangkan Rencana Umum Tata Ruang. (A-96) Post Date : 05 Oktober 2006 |