Jakarta, Kompas - Krisis air bersih di Jakarta semakin luas. Setelah pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur berkurang 40 persen, kini pompa air di Instalasi Pompa Air Pulogadung terendam dan menyebabkan 14 kecamatan tidak mendapatkan pasokan air bersih sama sekali.
”Kami baru saja mengeringkan air yang merendam pompa air di IPA Pulogadung. Perbaikan pompa itu diperkirakan akan selesai dalam dua hari ke depan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Aetra Air Jakarta Yosua L Tobing, Kamis (6/5) di Jakarta Timur.
Menurut Yosua, terendamnya pompa itu menyebabkan air yang diproduksi IPA Pulogadung tidak dapat didistribusikan. Penyebab masalah ini sedang diselidiki karena ruang pompa terendam air secara tiba-tiba.
Masalah ini memperparah krisis air bersih di Jakarta, yang diakibatkan menurunnya pasokan air baku. Jika sebelumnya sekitar 40 persen pelanggan di wilayah kerja PT Aetra yang tidak mendapat air, kini lebih dari 66 persen yang tidak mendapat distribusi air bersih.
Pelanggan di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur mengalami gangguan paling parah. Untuk mengatasi masalah, PT Aetra menambah kapasitas produksi IPA Buaran dari 4.400 liter per detik menjadi 5.100 liter per detik. Produksi air bersih PT Aetra yang biasanya 8.400 liter per detik kini turun 5.100 liter per detik.
PT Aetra juga menerapkan sistem giliran distribusi air bersih supaya tidak ada satu kawasan yang tidak mendapat air berhari-hari.
Sistem giliran distribusi air juga diterapkan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Palyja juga mengoptimalkan distribusi air curah yang dipasok dari Tangerang dan peningkatan produksi IPA Cilandak dari 400 liter per detik menjadi 430 liter per detik.
Direktur Pelayanan Konsumen PT Palyja Budi Susilo mengatakan, pasokan air belum pulih karena perbaikan pompa air di Curug, Purwakarta, belum selesai. PT Palyja dan PT Aetra mengirimkan tim untuk membantu Perum Jasa Tirta II, yang mengelola saluran air itu, memperbaiki pompa dan mengeruk lumpur yang merendam.
”Rendaman lumpur terjadi karena saluran itu tergenang air pada pekan lalu,” kata Budi.
Yosua mengatakan, perbaikan pompa diperkirakan membutuhkan sekitar seminggu lagi. Lumpur setinggi lima meter itu mengisi saluran yang berkedalaman tujuh meter.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memerintahkan pengoperasian mobil tangki untuk meringankan dampak krisis air bersih, terutama untuk rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
Fauzi meminta kedua operator itu segera menyelesaikan masalah krisis air paling lambat pada pekan depan. PT Palyja mengerahkan 21 dari 22 mobil tangki air berkapasitas 4.000 liter. Setiap mobil beroperasi lima rit sehari, dari normalnya dua rit per hari.
Sementara PT Aetra mengerahkan delapan mobil tangki air berkepasitas 4.000 liter. PT Aetra juga menyewa lima mobil tangki lagi untuk menambah jangkauan distribusi.
”Kami akan menyewa tambahan mobil tangki lagi jika diperlukan untuk memperluas pasokan air bersih ke fasilitas umum,” kata Yosua. (ECA/ARN)
Post Date : 07 Mei 2010
|