|
Makassar, Kompas - Krisis air bersih PDAM Kota Makassar sudah semakin parah. Sejak menghentikan produksi 20 Januari lalu hingga Selasa (25/1) belum ada tanda-tanda kapan produksi akan dimulai kembali. Krisis air yang berlarut-larut ini meresahkan warga Makassar. Kerumunan masyarakat yang mengantre air di kantor PDAM dan berebut air di mobil-mobil tangki pembawa air bersih ke permukiman menjadi pemandangan sehari-hari. Menurut Humas PDAM Kota Makassar Jufri Sakka yang dihubungi Selasa mengatakan, hingga kemarin tingkat kekeruhan air di IPA Somba Opu masih tinggi, tidak pernah berada di bawah 10.000 NTU. Padahal dalam keadaan normal, tingkat kekeruhan air yang biasanya masuk ke IPA Somba Opu hanya berkisar 0-100 NTU (nephelometric turbidity unit). "Sebenarnya pada tingkat kekeruhan 4.000 NTU kami masih bisa melakukan produksi walau hasilnya takkan maksimal. Tapi yang terjadi sekarang, tingkat kekeruhannya tak pernah berada di bawah 10.000 NTU. Pernah kami coba melakukan produksi di saat tingkat kekeruhannya 6.000. Tapi hasilnya masih sangat keruh dan kuantitasnya juga berkurang hingga 30 persen. Jadi bila rata-rata produksi IPA Somba Opu 1.000 liter/detik, sekarang paling banyak bila diolah tinggal 700 liter/detik," jelas Jufri. Di Makassar, krisis air yang parah dan sudah berlangsung lebih dari sebulan membuat masyarakat resah. Suplai air yang dilakukan dengan armada mobil tangki dan membuka keran-keran air di kantor pusat PDAM Kota Makassar di Jalan Ratulangi tak membuat keresahan warga surut. Di kantor PDAM misalnya yang membuka layanan pembagian air gratis bagi pelanggan PDAM selalu dipadati masyarakat sejak pagi hingga pukul 00.00 Wita. Antrean dan rebutan juga tampak di mobil-mobil tangki milik PDAM yang datang ke permukiman warga.(REN) Post Date : 26 Januari 2005 |