Warga menenteng jeriken, seperti terlihat hari Selasa (21/12), menjadi pemandangan sehari-hari di Plunyon, lokasi mata air Umbul Wadon di Desa Umbulharjo di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Di seberang dua warga ini tampak air mengucur. Air dari umbul bisa mengucur lagi setelah warga dan relawan memperbaiki secara swadaya ratusan meter pipa yang rusak diterjang awan panas.
Dua erupsi besar Merapi pada 26 Oktober dan 4 November lalu menghancurkan instalasi perpipaan air bersih. Kaliurang yang ”kaya” air kini bergantung pada puluhan tandon air yang dipasok rutin truk-truk tangki.
Selain Umbul Wadon, sumber utama air bagi warga lereng Merapi, sumber air lain juga terhampar di sepanjang ruas Kali Boyong, Kali Bebeng, dan Kali Gendol.
Rusaknya perpipaan sepanjang hampir 1,5 kilometer di Plunyon, daerah hulu Kali Kuning, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, membuat tiga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terdampak, yaitu PDAM Kota Yogyakarta, PDAM Provinsi (Arga Jasa), dan PDAM Sleman. Demikian juga ribuan warga lereng Merapi di Kecamatan Cangkringan yang memasang instalasi perpipaan secara swadaya.
Terbatasnya air di tandon membuat warga harus mengantre sejak pagi. Di antaranya adalah Sri Suwarno (61), warga Boyong. Walaupun rumahnya persis di depan tandon, ia merasa sungkan jika mengambil terus. Ia membatasi mengambil 50 liter per hari (lima jeriken). ”Saya dan suami mandi sekali sehari. Kalau mencuci pakaian sedikit dan beberapa hari sekali,” kata Sri.
Sakijo (35), warga Kedungsriti, Umbulharjo, tiap hari tiga kali bolak-balik naik motor dengan istrinya sejauh 1 km ke Plunyon untuk mengambil air.
Suminem, warga Boyong, terpaksa membatasi jatah air bagi dua sapinya karena sulit air. Warga kini bergantung pada sumber air di Kali Boyong yang masih mengalir kecil.
Kepala Desa Hargobinangun Pakem Beja Wiryanta, yang tinggal di Dusun Kaliurang Barat, mengatakan, 5.000 warga di kawasan Kaliurang kini bergantung pada 45 bak penampung air bantuan pemerintah dan 17 bak penampungan milik warga. Sekali sehari bak-bak itu diisi truk-truk tangki PMI.
Direktur PDAM Sleman Suratno mengemukakan, sekitar 500 pelanggan (sambungan rumah) di Sleman, khususnya Kecamatan Pakem, terganggu pasokan airnya. Sebelum perbaikan, ada 6.000 sambungan rumah tak mendapat air. Walau demikian, pasokan belum kembali seperti semula. Peran Umbul Wadon yang memasok air ke PDAM 70 liter per detik dan kini jaringan pipanya rusak akibat Merapi tidak tergantikan. (LUKAS ADI PRASETYA)
Post Date : 22 Desember 2010
|