Krisis Air di Bandung Barat Meluas

Sumber:Koran Sindo - 19 September 2012
Kategori:Air Minum
BANDUNG BARAT– Kekeringan terus melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur dan lahan persawahan mengering. 
 
Kali ini kesulitan air bersih dialami warga di Kampung Ciwaru, RT1/6, Desa Bojong Mekar, Kecamatan Cipeundeuy.Mereka harus mendatangi di bak-bak penampungan untuk memperoleh air bersih.Tokoh masyarakat Kampung Ciwaru Asep Supriatna, 35, mengatakan kekeringan di wilayahnya sudah berlangsung selama 4-5 bulan. Hal tersebut dikarenakan akibat musim kering dan hujan tidak turun lebih dari empat bulan. 
 
Akibatnya untuk mendapatkan air bersih,warga harus mencari sumber air yang jaraknya cukup jauh. ”Biasanya antrean warga untuk mendapatkan air terlihat menumpuk pada pagi hari,”kata Asep, kemarin. Saat ini warga berusaha mencari sumber air baru karena sumur warga sudah kering. Hasilnya sudah didapatkan sumber air dari baru yang dialirkan melalui pipa air sepanjang 300 meter.
 
Air itu disalurkan ke bak penampungan tradisional untuk kemudian warga mengantri untuk mengambil air melalui ember atau jeligen. Sumber air ini dimanfaatkan oleh sekitar 100 warga di Kampung Ciwaru. ”Warga bergotong royong membuat saluran air ini secara swadaya dengan menghabiskan biaya Rp7 juta,”sebutnya. 
 
Seperti diberitakan SINDO beberapa waktu lalu, krisis air terjadi di arga Kampung Cikamuning, RT3/1,Desa TagogApu, Kecamatan Padalarang, KBB. Warga sampai terpaksa memanfaatkan air sawah untuk kebutuhan sehari-hari.Kekeringan juga melanda area lahan pertanian sayur-sayuran di wilayah Lembang,Kabupaten Bandung Barat (KBB). Akibatnya para petani terpaksa mengalihkan alternatif tanaman ke jenis tanaman lain yang lebih tahan cuaca panas dan tidak memerlukan banyak suplai air.
 
 Sementara itu, Istri Wakil Bupati Bandung Barat Erni Rusyani Ernawan memantau langsung kondisi Kampung Ciwaru, RT1/6, Desa Bojong Mekar, Kecamatan Cipeundeuy. Erni mengaku prihatin dengan kondisi warga yang kesulitan air bersih pada musim kemarau. Dia pun memberikan toren air untuk membantu warga. ”Bantuan ini spontanitas untuk mengatasi kesulitan warga yang butuh akses sarana prasarana air bersih karena saat kemarau air bersih selalu jadi kendali,”ujar Erni. 
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), KBB,Maman Sulaeman mengaku meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi kekeringan, meski kekeringan dinilainya masih dalam batas normal. Saat ini BPBD sudah menetapkan status siaga menjadi tanggap darurat kekeringan dengan potensi kerawanan kemarau yang saat ini terjadi. 
 
Maman menjelaskan,kekeringan telah terjadi pada lahan pertanian di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Rongga, Cililin, Cipongkor, Cipatat, dan Ngamprah. ”Data Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) KBB,kekeringan yang terjadi sudah menimpa 494 hektare lahan pertanian di lima kecamatan itu,” kata Maman.
 
Sedangkan secara keseluruhan, Distanbunhut telah mendata kekeringan lahan pertanian di sembilan kecamatan. Dari 3.547 hektare jumlah keseluruhan lahan pertanian, 936 hektare diantaranya merupakan lahan terancam kekeringan.Namun jika dijumlahkan lahan terancam kekeringan dan lahan telah mengalami kekereringan, mencapai sekitar 1.430 hektare. 
 
”Kami sudah meminta aparat desa dan kecamatan di KBB agar segera mendata lahan kekeringan.Jika data sudah terkumpul, kami akan mengajukan bantuan ke BNPB,”tuturnya. adi haryanto


Post Date : 19 September 2012