|
Martapura, BPost Kecamatan Beruntung Baru dan Aluh Aluh mengalami krisis air bersih. Kondisi ini sudah berlangsung dua bulan ini. Ironisnya, masalah ini belum diperhatikan secara serius oleh pemerintah setempat. Hampir seluruh desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Beruntung Baru dan beberapa desa dari 19 desa di Kecamatan Aluh Aluh, krisis air bersih. Sungai Aluh Aluh yang biasa dipergunakan untuk memasak, terasa asin bahkan terkadang pahit karena rembesan air laut yang masuk melalui Sungai Aluh Aluh. Hal ini disebabkan Aluh Aluh dan Beruntung Baru merupakan kecamatan yang berada di dekat laut. Ironisnya, hingga saat ini tidak ada sarana air bersih yang dibangun Pemkab Banjar atau suplai air untuk menanggulangi krisis air yang setiap tahun terjadi dan dirasakan warga di dua kecamatan itu. Warga terpaksa mengeluarkan uang Rp1.000-Rp2.000 untuk membeli air bersih 25 liter yang dijual warga dari Desa Kurau, Tala yang berdekatan dengan Beruntung Baru. PDAM Intan Banjar hingga saat ini tidak melakukan pendistribusian untuk mengatasi krisis air bersih yang dialami puluhan ribu warga di dua kecamatan itu. Aswat Thahar, warga Desa Muara Halayung, Beruntung Baru mengaku kecewa dengan pemerintah karena kurang perhatian terhadap nasib warga setempat yang mengalami krisis air bersih. Untuk pengadaan hidran air atau sumur bor sampai saat ini tidak pernah dilakukan Pemkab Banjar. Seharusnya pemkab membuatkan sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih di Beruntung Baru, ujarnya. Tokoh Gambut KH Muhammad Thahir belum lama tadi memaparkan, sudah cukup lama warga Gambut, Kertak Hanyar dan Aluh Aluh mengharapkan air bersih. Dengan terpilihnya Rudy dan Khairul sebagai gubernur dan bupati diharapkan bisa lebih mensejahterakan masyarakat sesuai janji mereka pada saat kampanye. adi Post Date : 21 September 2006 |