Krisis Air Bersih Terus Meluas

Sumber:Koran Sindo - 05 September 2012
Kategori:Air Minum
SRAGEN– Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sragen kian meluas. Saat ini sebanyak 20.985 jiwa yang tersebar di 26 desa di sembilan kecamatan mengalami krisis air bersih.
 
Jumlah warga yang mengalami krisis air bersih ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana, Dinas Sosial Kabupaten Sragen Budi Paryono mengungkapkan, pihaknya mendapat permintaan bantuan air bersih dari tiga desa di Kecamatan Miri.Padahal,Kecamatan Miri dalam empat tahun terakhir belum pernah meminta bantuan air bersih. 
 
”Dengan adanya permintaan bantuan dari Kecamatan Miri, makajumlahkecamatanyang membutuhkan bantuan bersih menjadi sembilan kecamatan dari semula delapan kecamatan,” terang Budi,kemarin. Tiga desa di Kecamatan Miri yang mengalami krisis air bersih adalah Gilirejo Lama, Bagor dan Gilirejo Baru.Di tiga desa tersebut, total terdapat 720 Kepala Keluarga (KK) yang membutuhkan bantuan air bersih untuk dikonsumsi maupun kebutuhan lain sehari harihari. ”Permintaan bantuan air bersih ini akan segera kami koordinasikan agar segera ditindaklanjuti,”janjinya. 
 
Dari data di Dinas Sosial, saat ini kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan sudah melanda di 26 desa di sembilan kecamatan, yakni Tangen, Gesi, Jenar,Tanon, Mondokan, Sumberlawang, Masaran Sukodono, dan Miri. Akibatnya sebanyak 5.875 KK atau lebih dari 20.986 jiwa yang ada di 26 desa tersebut mengalami krisis air bersih. Mereka terpaksa berjalan 2-3 kilometer untuk mencari sumber air yang masih bisa mengeluarkan air. Budi mengungkapkan, daerah tersebut merupakan daerah yang sudah menjadi daerah langganan kekeringan tiap musim kemarau datang.
 
Sedangkan daerah yang paling parah dilanda kekeringan berada di Kecamatan Tangen meliputi Dukuh Gendol, Glagah, Plosorejo,Barong,Trumun,Kayen, Teplokan, Ngunut dan Pule. ”Kalau hujan tidak segera turun,kemungkinan daerah yang dilanda kekeringan bisa terus bertambah,”papar Budi. Terkait banyaknya daerah yang membutuhkan bantuan air bersih ini, Dinas Sosial sudah menganggarkan dana sebesar Rp75 juta untuk pengadaan air bersih dari total anggaran bencana alam sebesar Rp95 juta.Jumlah ini menurut Budi masih cukup untuk memasok bantuan air bersih ke wilayah yang dilanda kekeringan. 
 
”Anggaran yang ada masih cukup. Terlebih masih ada bantuan dari beberapa orang di luar dinas dan PDAM sudah menurunkan harga air,”jelas Budi. Bupati Sragen Agus Fathur Rachman menjelaskan, krisis air bersih sebenarnya merupakan persoalan klasik yang terus terjadi setiap musim kemarau di sejumlah wilayah di Sragen. ”Untuk mengatisipasi, ada pos dalam APBD yang kita alokasikan untuk bantuan air bersih saat musim kemarau,”tegasnya. 
 
Menurut dia,agar pendistribusian dropping bantuan air bersih baik dari pemkab maupaun elem masyarakat bisa merata dan tepat sasaran.Pemkab telah membuka posko penanggulangan kekeringan dibawah komando Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK). ”Masyarakat yang menginginkan dropping air bisa langsung menghubungi pihak desa dan kecamatan agar bisa diteruskan ke posko,” ujarnya. 
 
Tidak hanya itu, pihaknya juga menegaskan bahwa PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah beserta Dinas Sosial (Dinsos) juga telah membuka posko untuk melayanani dan menerima aduan maupun permintaan air bersih dari warga yang membutuhkan. ”Keberadaan posko sudah kita siapkan sampai di tingkat desa dan kecamatan,” imbuhnya. farid firdaus


Post Date : 05 September 2012