Krisis Air Bersih Segera Teratasi

Sumber:Kompas - 08 Mei 2010
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Krisis air bersih yang sudah terjadi sepekan di Jakarta diperkirakan mulai teratasi, Sabtu (8/5) malam. Saat ini pasokan air dari Jatiluhur, Jawa Barat, berangsur normal dan pompa air di Pulogadung mulai beroperasi. Pasokan air bersih akan pulih total pada Senin malam.

”Pada Sabtu malam, pasokan air bersih bagi semua pelanggan PT Palyja akan kembali normal. Sedangkan pelanggan PT Aetra akan terlayani 80 persen dan normal penuh pada Senin malam,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo setelah bertemu Wakil Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Herawati Prasetyo dan Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta Syahril Japarin, Jumat (7/5) di Balaikota DKI Jakarta.

Fauzi meminta kedua operator air bersih itu mempercepat langkah pemulihan produksi dan distribusi air. PT Palyja yang lebih dulu pulih diminta memberikan sebagian air bersih produksinya kepada PT Aetra untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum mendapat air bersih.

Krisis air di Jakarta disebabkan berkurangnya pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur dan terendamnya pompa air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pulogadung. Pasokan air baku berkurang karena pompa air di Curug, Purwakarta, terendam lumpur akibat banjir pekan lalu.

Syahril Japarin mengatakan, satu dari enam pompa air di IPA Pulogadung mulai berfungsi dan dua pompa lainnya bakal berfungsi Jumat malam. Jika tiga pompa sudah berfungsi, kapasitas produksi akan kembali normal 4.000 liter per detik.

Di sisi lain, pasokan air dari Curug sudah di atas normal. Kepala Biro Bidang Operasi dan Konservasi Perum Jasa Tirta II Sukri Pikrasaleh mengatakan, debit air Tarum Barat yang mengalir ke Bekasi dan DKI Jakarta kini mencapai 48 meter kubik per detik di atas normal 35 meter kubik per detik. Sebelumnya, pasokan air turun pada debit 20 meter kubik per detik.

Sementara itu, Maurits Napitupulu dilantik sebagai Direktur Utama PT PAM Jaya menggantikan Hariadi Priyohutomo yang telah menjabat selama delapan tahun. Pergantian itu tidak terkait dengan krisis air bersih, tetapi mutasi jabatan reguler.

Menggunakan pompa air

Sejumlah rumah sakit di Jakarta Pusat menggunakan pompa air untuk mencukupi kebutuhan air bersih selama PAM mengalami gangguan. Kepala Utilitas Power Plant RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Irwan Sutardi, Jumat, mengatakan, sejak Rabu siang air PAM mati. ”Karena PAM tak berfungsi, kami gunakan pompa dalam,” ucap Irwan.

Namun, air dari pompa dalam tidak bisa mencukupi seluruh kebutuhan air di rumah sakit, terutama pada siang hari saat kebutuhan air sangat banyak. Kekuatan pompa dalam masih di bawah suplai air PAM.

Irwan mengatakan, kebutuhan air untuk ruang publik, seperti di tempat wudu dan kamar kecil, tak bisa terpenuhi secara maksimal. ”Kami mengutamakan kebutuhan air untuk pasien,” ujarnya.

Kesulitan air juga dirasakan warga rumah susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Warga yang selama dipasok air bersih dari PAM kini terpaksa memakai air kubangan di blok rusun yang masih belum berpenghuni. Selain itu, warga juga memanfaatkan air yang ada di selokan. ”Biar di selokan, air tidak kotor. Bening karena ini air hujan, bukan air buangan warga,” kata Janah (50), warga RT 03 RW 07, Marunda.

Selokan itu belum mempunyai akses ke saluran yang lebih besar. Jadi, air hujan yang terjebak di dalamnya tidak bisa keluar lagi. Kubangan air itu digunakan warga untuk mencuci baju dan mandi. Sebagian dari warga ada yang mandi di laut, lalu bilas di kubangan. (ECA/ART/ARN/MKN)



Post Date : 08 Mei 2010