Krisis Air Bersih Meluas

Sumber:Pikiran Rakyat - 03 November 2006
Kategori:Air Minum
INDRAMAYU, (PR).-Beberapa daerah di Jawa Barat mengalami krisis air bersih. Di Garut, bahkan nyaris terjadi baku hantam karena rebutan air minum. Krisis air di Kabupaten Indramayu, Kuningan, dan Sukabumi, kemarin tambah parah. Warga makin didera kesulitan untuk memperoleh air. Sementara itu, kemampuan PDAM melayani kebutuhan masyarakat terus merosot. Debit air yang masuk ke sejumlah fasilitas PDAM juga kian menyusut.

Sedikitnya, terdapat lebih dari 100 desa di Kabupaten Indramayu mengalami kesulitan air bersih. Tak hanya di desa-desa terpencil, warga di perkotaan Indramayu juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sampai Kamis (2/11) kemarin, air tidak bisa lagi ngocor secara normal ke keran-keran warga pelanggan PDAM. Warga di perkotaan seperti di Indramayu dan Sindang terpaksa harus begadang untuk berburu air bersih.

"Untuk mendapat air, kami harus begadang. Dalam sepekan ini, banyak warga berkeliaran mencari air. Di rumah saya, warga sampai harus antre sejak pukul 2.00 WIB dini hari," ujar Atin (42), pedagang air yang melayani penjualan air PDAM saat ditemui di rumahnya di Desa/Kecamatan Sindang. Meski warga sudah begadang, tidak ada jaminan mereka mendapat air. Sebab sepanjang hari, bak tempat penampungan air telah lama kosong.

"Air yang keluar dari keran hanya 'ngicir', atau keluar sedikit-sedikit. Lihat saja sendiri, bak penampungan air saya kosong dan hanya mengeluarkan air sangat sedikit," ujar Atin sambil memperlihatkan kran air di rumahnya. Selama ini, Atin menjadi tempat bergantungnya ribuan warga di pinggiran Kecamatan Sindang untuk memperoleh air bersih pada masa krisis seperti sekarang.

Di Kuningan, juga terjadi hal serupa. Perubahan fungsi lingkungan sekitar sumber air dan kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan stok air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Kuningan berkurang secara drastis. Akibatnya, pasokan air untuk konsumen, khususnya di wilayah perkotaan dan sekitarnya, terancam.

Akibat krisis air di PDAM Kuningan, lokasi yang bakal terancam tidak mendapatkan air bersih antara lain cabang Kuningan untuk wilayah utara dan barat, Pramuka, Pasapen III, dan Siliwangi Utara. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan tersebut PDAM memanfaatkan sumber air dari daerah Cigugur.

PDAM Kab. Sukabumi akan membuat bendungan di Sungai Citepus serta mengambil sumber mata air di daerah Kalapanunggal, Kec. Kabandungan guna mengantisipasi krisis air bersih di Palabuhanratu. Krisis air tersebut salah satunya diakibatkan terbatasnya pasokan air ledeng PDAM, terutama di musim kemarau yang berkepanjangan sekarang ini.

PU membuat "by-pass"

Di Sindang, yang terparah mengalami krisis air bersih ialah di daerah Pecuk, meliputi Panyindangan Wetan, Panyindangan Kulon, Lamarantarung dan sekitarnya. Sejak krisis air, warga tidak lagi bebas mandi menggunakan air bersih. Mereka mandi di Sungai Cimanuk walaupun airnya payau karena intrusi air laut.

"Air hanya untuk minum dan memasak. Sudah lebih dari seminggu, warga jarang mandi," ujar Muskara (14) dan Dalop (16), dua pemuda warga Panyindangan Kulon yang ditugasi keluarganya membeli air di Sindang seharga Rp 500,00/blong berisi 35 liter.

Sumber "PR" di PDAM Indramayu menyebutkan, kemarin, cadangan air terus merosot. Bahkan berdasarkan hitungan matematis, air di in-take Waduk Bojongsari yang diperuntukkan bagi warga kota, hanya cukup untuk melayani 25 sampai 30 jam. "Cadangan air terus menipis. Pemakaian tetap, bahkan cenderung meningkat, sementara pasokan air sama sekali tidak ada," ujarnya.

Untuk mengurangi krisis air, PU Pengairan berusaha melakukan by-pass. Instansi itu mengambil langkah darurat dengan mendesak agar BPSDA Cimanuk-Cisanggarung yang mengelola Bendung Rentang, secepatnya menambah debit air ke Indramayu.

"Untung saja saya baca 'PR' dan langsung ambil insiatif. Tidak ada laporan dari PDAM kalau sedang kesulitan. Kami terpaksa mendesak BPSDA untuk segera menambah air. Kami jelaskan kalau situasinya darurat. Alhamdulillah, Indramayu dapat tambahan debit antara 1 m3 sampai 2 m3/dtk. Kalau untuk PDAM cukup, sebab butuhnya hanya 1 m3/dtk," ujar Kasubdin Perencanaan & Pengendalian PU Pengairan, Ir. Rukanda.

Rukanda langsung mengontak Kepala BPSDA Cimanuk-Cisanggarung, Ir. Charif Asyadi untuk minta tambahan. Permintaan itu dipenuhi, dijanjikan Kamis sore, Bendung Rentang membuka saluran untuk menambah debit ke Cimanuk yang menuju Indramayu antara 1 sampai 2 m3/dtk. (A-67/A-146/A-93)



Post Date : 03 November 2006