Krisis Air Bersih Meluas

Sumber:Koran Sindo - 19 Juli 2011
Kategori:Air Minum

MAGELANG– Krisis air bersih akibat musim kemarau meluas di provinsi Jawa Tengah. Setelah sebelumnya melanda Kota Tegal, kini warga Kabupaten Magelang mengalami kondisi yang sama.

Seperti yang terjadi di Dusun Blangkunan,Desa Pabelan,Kecamatan Mungkid. Ratusan warga di sana hanya mengandalkan pasokan air bersih dari Palang Merah Indonesia (PMI) setempat. Setidaknya, seminggu dua kali mereka terpaksa harus mengantre untuk mendapatkan air bersih. Saat mobil tangki milik PMI datang, warga menaruh berbagai wadah seperti ember, baskom, jeriken, dan lainnya secara kelompok di pinggir jalan desa.

Menurut seorang warga,Ny Sujito, 63, Dusun Blangkunan sudah mengalami kekurangan air bersih sejak erupsi Merapi. Fenomena banjir lahar dingin semakin membuat warga susah mendapatkan air bersih karena mata air dan sumur banyak yang kering. “Setelah terjadinya banjir lahar dingin, banyak mata air yang rusak dan sumur warga yang tidak lagi mengeluarkan air cukup banyak. Hanya ada sejumlah sumur milik sejumlah warga,”ungkapnya. Kondisi sulit memperoleh air bersih itu semakin terasa setelah memasuki musim kemarau saat ini.

Menurutnya,sudah sebulan ini dia dan warga lainnya sangat sulit mendapatkan air bersih. Sebelumnya ada 10 sumur warga yang ada airnya, namun sekarang tinggal satu, yaitu sumur musala. Sumur warga yang dulu banyak airnya saat ini sangat sedikit mengeluarkan air. Bahkan, air yang keluar juga berwarna kekuningan dan cukup keruh. Sehingga warga sudah tidak bisa memanfaatkan sama sekali sumur tersebut. Praktis, mereka hanya mengandalkan dropingair bersih dari PMI. Droping air bersih PMI hanya datang dua kali seminggu. Air yang didapat yang ratarata sekitar 20 liter setiap kali doping hanya cukup dua hari.

Dia terpaksa harus menghemat air itu agar cukup sampai pasokan air datang lagi. Warga lainnya, Joko Suhartanto, 32, juga hanya mendapatkan air bersih 10 ember. Jumlah itu hanya cukup untuk kebutuhan memasak dan minum keluarganya dua hari. Sebenarnya warga tidak dibatasi saat meminta droping air. Namun, terkadang wadah penampung air milik warga terbatas. Petugas droping air PMI Kabupaten Magelang, Kristanto mengungkapkan,setiap hari dia mendistribusikan air bersih sebanyak lima tangki ukuran 5.000 liter per tangki. Air bersih ini didistribusikan ke Desa Pabelan, Jumoyo, dan Sirahan.

“Droping air bersih ini sudah dilakukan sejak pascaerupsi Merapi, namun saat ini yang diutamakan untuk warga korban banjir lahar dingin,”paparnya. Sementara itu, Kasubid Penyelamatan, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Bencana,Kabupaten Magelang Heri Prawoto menjelaskan, di daerahnya terdapat 28 desa di sembilan kecamatan yang rawan kekeringan.Wilayah yang kekeringan kebanyakan berada di tepi sungai yang berhulu di Merapi dan pernah terjadi banjir lahar dingin. m abduh



Post Date : 19 Juli 2011