|
PONOROGO - Kekeringan yang mengakibatkan sejumlah wilayah di Ponorogo mengalami krisis air bersih, terus meluas. Jika sebelumnya ada dua daerah yakni Ngindeng,Sawoo dan Truneng, Slahung harus mendapatkan droping air bersih secara rutin, kini giliran dua wilayah menyusul. Yakni Bakare,Bungkal dan Duri, Slahung. Pihak PDAM sendiri mulai kewalahan mengatasi permintaan ratusan KK (Kepala Keluarga) guna mencukupi untuk minum dan memasak. Untuk wilayah Bakare, ratusan warga setiap dua hari sekali masih mengandalkan pasokan air bersih dari tangki PDAM. Sumber air atau sumur warga yang selama ini diandalkan untuk menopang kehidupannya, sudah tidak keluar lagi. Demikian juga aliran sungai juga telah mengering. "Padahal tahun-tahun sebelum tidak seperti ini," kata seorang warga Dusun Janten, Bakare. Untuk mengatasi kekurangan air bersih, akhirnya diputuskan untuk mengirimkan air melalui 4 tangki PDAM setiap minggunya. "Sementara kekurangan air bersih untuk wilayah Bekare sudah dapat kita atasi," kata Abas Kuntoro, Camat Bungkal pada koran ini kemarin. Agar kebutuhan memasak dan minum untuk 80 KK tercukupi, droping air sengaja dilakukan dengan membagi rata untuk setiap KK. Sedang jadwal yang sudah ditentukan, pengiriman dilakukan tiap hari jumat. "Yang penting untuk memasak dan minum sudah tercukupi," tambah Abas. Pihaknya, saat ini terus melakukan pemantauan kemungkinan jumlahnya tambah. Kondisi yang sama juga terjadi di wilyah Duri, Slahung. Hampir setiap tahun. Kawasan tersebut sering mengalami kekurangan air bersih. Hanya saja, setelah kondisinya baru beberapa hari ini mulai mengkhawatirkan, baru kemarin surat permintaan pengiriman air bersih dilayangkan ke PDAM. "Kita baru terima suratnya kemarin. Itupun masuknya melalui bupati yang harus segera kita tindaklajuti," jelas Edi Raharjo, Dirut PDAM, kemarin. Dia juga menjelaskan, pengiriman air ini tidak dipungut biaya sepeserpun. (tya) Post Date : 30 September 2006 |