Krisis Air Bersih Masih Melanda Kota Bandung

Sumber:Koran Sindo - 23 Februari 2010
Kategori:Air Minum

BANDUNG (SI) – Tak seperti yang dijanjikan sebelumnya, distribusi air bersih kepada sekitar 80.000 pelanggan PDAM Kota Bandung hingga kemarin masih terganggu dan belum optimal.

Kondisi ini disebabkan masih berjalannya proses perbaikan dan normalisasi pada bak penyodetan air milik PDAM Kota Bandung di Cikalong, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.Sebelumnya, penyaluran air dari sungai Cisangkuy terganggu oleh sumbatan dahan pohon dan sampah. Kali ini justru terjadi karena kentalnya lumpur akibat air buangan dari sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung serta buangan dari salah satu bak air atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik PLN yang mengalami kerusakan. Meski begitu, dibandingkan dua hari lalu, distribusi air sudah berangsur normal meski penyalurannya baru mencapai sekitar 25% dari biasanya yang mencapai 1.400 liter per detik.

Ditambah tingkat turbiniti atau kekeruhannya yang sangat tinggi yang mencapai sekitar 4.000 sampai 5.000 nephelometric turbidity unit(NTU). “Saat ini sudah mencapai sekitar 550 liter per detik, normalnya 1.400 liter per detik.Jadi, ada sebagian pelanggan yang sudah terairi, ada juga yang belum.Kemungkinan baru normal kembali dalam dua hari ke depan (besok),” kata Direktur Utama PDAM Kota Bandung Jaja Soetardja kepada Seputar Indonesia di Kantor PDAM Kota Bandung, Jalan Badaksinga,kemarin.

Untuk mengatasi tersendatnya distribusi air kepada sekitar 80.000 pelanggan PDAM,terutama di kawasan yang selama ini memperoleh suplai air hasil instalasi pengolahan dari sungai Cisangkuy,PDAM Kota Bandung menyiagakan sejumlah truk tangki air selama 24 jam. Per hari rata-rata ada sekitar 150 permintaan penyediaan air bersih lewat layanan truk tangki. Untuk lingkungan kantor pemerintahan seperti Kompleks Pemerintah Kota (Pemkot) dan DPRD Kota Bandung, sejak gangguan distribusi air, pihaknya sudah secara kontinu mengirimkan sejumlah tangki air berisi 4.000 liter air seperti yang dilakukan kemarin.

Mantan Manajer Persib Bandung itu kembali mengungkapkan permohonan maafnya kepada masyarakat atas gangguan yang terjadi.“ Ketersediaan air sangatlah vital, jadi jika sampai hari ini (kemarin) belum juga normal dan optimal, sekali lagi kepada masyarakat, kami mohon maaf,” ucap Jaja. Kawasan yang terkena dampak gangguan pada bak penyodetan di Cikalong di antaranya Kota Bandung bagian barat (Astanaanyar, Pagarsih,Kopo, Pajajaran), timur (kawasan Jalan Ahmad Yani, Cicaheum, Antapani),tengah dan selatan (kawasan Jalan Merdeka,Braga, Buahbatu, Cibaduyut, Jalan Dewi Sartika dan Wastukencana).

Terganggunya penyaluran air bersih memang cukup mengganggu. Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan ikut merasakan hal itu. “Tak tersedianya air, tentu saja berpengaruh pada kinerja sebagian besar anggota DPRD Kota Bandung. Saya harapkan masalah ini segera teratasi,” ujar Erwan kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Bandung, kemarin.

Dampak Banjir di Kabupaten Bandung

Bencana banjir tak hanya mengurangi dan menghambat distribusi PDAM Kota Bandung, tapi juga mengakibatkan tingkat turbiniti atau kekeruhan air naik menjadi 20 kali lipat dari kondisi normal 200 NTU.

Direktur Utama PDAM Kota Bandung Jaja Soetardja menyebutkan, kenaikan NTU air PDAM tak lepas dari bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Bandung.Kenaikan NTU biasanya karena air terkontaminasi lumpur dan diperparah oleh benda-benda lain yang membawa sejumlah bahan kimia serta bakteri, seperti sampah. Akibat kenaikan NTU,kualitas air menjadi menurun. Sebab, dari total 3.140 liter per detik air baku yang disalurkan dari induk instalasi pengolahan air milik PDAM, sekitar 1.400 liter per detik bersumber dari bak penyodetan di Cikalong, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

“Hampir 50% air yang disalurkan kepada pelanggan PDAM Kota Bandung bersumber dari Sungai Cisangkuy (bak penyodetan di Cikalong).Karena itu,banjir di Kabupaten Bandung efeknya tak hanya pada tersumbatnya pipa air akibat tumpukan dahan pohon, sampah serta lumpur,juga pada tingkat turbiniti air,” jelas Jaja saat ditemui Seputar Indonesia di Kantor PDAM Kota Bandung,Jalan Badaksinga, kemarin. Dia menyebutkan, NTU air PDAM Kota Bandung kini berkisar antara 4.000 sampai 5.000 NTU.

Untuk pengolahan dan menurunkan tingkat NTU air baku yang berasal dari air tanah ini,PDAM Kota Bandung menggunakan sistem aerasi,filtrasi,dan desinfektan memakai gas chlorl kaporit untuk membunuh berbagai jenis bakteri. Menurutnya, kualitas air ini lebih disebabkan oleh air yang tercampur lumpur pada bak penyodetan di Cikalong. “Pada tingkat turbiniti seperti itu (4.000-5.000 NTU), sudah bisa dikatakan tak bisa diolah oleh jenis bahan kimia yang biasanya kami gunakan untuk menurunkan NTU saat air sudah masuk pada induk instalasi pengolahan,”ujarnya.

Tingkat kekeruhan air di Kota Bandung diyakini tak hanya berdampak pada kualitas air yang disalurkan PDAM.Hal ini membuat PDAM terpaksa tidak menyalurkan air dengan tingkat NTU yang tinggi atau di luar batas normal.Juga pada kualitas air sumur maupun pompa milik warga.Karena kondisi ini, PDAM mengimbau kepada masyarakat Kota Bandung,khususnya pelanggan PDAM yang terkena pemadaman air sejak Kamis (18/2) malam lalu, supaya menggunakan air bersih dengan menghubungi pusat tangki air PDAM pada nomor layanan 2507993.

“Untuk golongan rumah tangga, misalnya, satu tangki air yang berisi 4.000 liter air bersih cukup membayar sekitar Rp90.000 atau jika mengambil sendiri tanpa memakai jasa mobil tangki cukup hanya membayar Rp30.000,” kata Jaja. Pihaknya pun mengimbau warga melakukan penghematan air bersih.“Sebab, kondisi seperti ini sangat memungkinkan terus terjadi sepanjang musim hujan.Kondisi dan kualitas air biasanya kembali normal saat musim kemarau,” tandas Jaja.

Direktur Air Bersih PDAM Kota Bandung Tardan Setiawan menambahkan, kenaikan NTU juga terjadi di sumber mata air milik PDAM di resevoir XI Ledeng yang menampung air dari sejumlah mata air di Kawasan Bandung Utara (KBU),di antaranya Cigentur I dan II serta Ciliang.“Tapi kenaikannya tak separah seperti air dari Sungai Cisangkuy,”ujar Tardan. (mohamad taufik)



Post Date : 23 Februari 2010