|
PURWAKARTA(SINDO) Krisis air bersih menghantam empat desa di Kec Bojong, Kab Purwakarta. Keempat desa itu, antara lain Cipeundeuy, Cileunca, Kertasari, dan Sukamanah. Akibatnya, setiap sore para warga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan air yang disalurkan melalui selang kecil. Kondisi seperti ini sudah berlangsung lebih dari tiga bulan. Berdasarkan pantauan SINDO,Desa Cipeundeuy merupakan wilayah terparah yang mengalami krisis air bersih. Di desa itu hanya terdapat dua titik pengambilan air yang ditempatkan, tepat di depan Kantor Kepala Desa Cipeundeuy. Di tempat itu, lebih dari 3.000 jiwa mengantre hingga membentuk barisan cukup panjang.Mereka didominasi kaum ibu-ibu,berjejer sambil menenteng jeriken. Seorang tokoh masyarakat Aceng Muhidin,60,warga Kampung Pasir Madang RT 06/03 Desa Cipeundeuy mengatakan, pengambilan air di desanya dibatasi antara pukul 15.0017.00 WIB. Di luar jam itu, menjadi jatah tiga desa lain. Menurut Aceng, sumber air yang dimanfaatkan warga itu dari mata air Cihanjawar yang berjarak sekitar 20 km ke arah timur. Mungkin karena jauh, aliran airnya menjadi sedikit. Pipa yang kami pakai cukup kecil, hanya 1,5 inchi. Padahal, warga di sini cukup banyak. Terkadang banyak tidak kebagian karena sudah keburu dialihkan ke desa lain, ungkap Aceng,kemarin. Dampak lain dari krisis air bersih ini, lanjutnya, berkali-kali warga terlibat konflik yang mengarah pada bentrokan fisik. Bahkan, beberapa waktu lalu sempat terjadi perkelahian antara ibu-ibu. Mereka saling lempar jeriken,setelah seorang warga tak mau mengantre. Situasi diperburuk dengan tindakan sabotase pipa penyaluran air. Memang ironis, di desa kami sebenarnya ada mata air cukup berlimpah, yakni Cilembang Sari. Namun, sumber tersebut dikuasai PDAM. Karena itu, kami minta air itu didistribusikan kepada kami. Kami siap membayar kalau memang pengirimannya perlu dana operasional. Untuk air yang sedikit saja, kami mengeluarkan uang Rp3.000/bulan kepada desa, kata dia. Menanggapi kondisi itu, Direktur PDAM Purwakarta Idi Suryadi mengaku siap membantu. Namun, bantuan tersebut sebatas air untuk kebutuhan minum. Sementara itu, Sekda Purwakarta Dudung Bachdar Supardi terkejut adanya kasus krisis air bersih. Pihaknya berjanji penanganannya akan mendapat skala prioritas. Menurut Dudung,Pemkab Purwakarta secepatnya akan menginventarisasi masalah agar dapat dicarikan solusi terbaik menangani krisis tersebut. Sebenarnya mata air Cihanjawar cukup berlimpah. Mungkin banyaknya kebocoran pada pipa penyaluran menjadikan debit ke Desa Cipeundeuy makin sedikit, tandas Dudung. (asep supiandi) Post Date : 04 Oktober 2007 |