Krisis Air Bersih di Enim

Sumber:Kompas - 24 September 2007
Kategori:Air Minum
Muara Enim, Kompas - Pascabanjir bandang akibat meluapnya Sungai Atap, ratusan warga di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Muara Enim, mengalami krisis air bersih. Hal ini terjadi karena air sumur milik warga kotor dan kerusakan saluran pipa air minum yang dibangun swadaya oleh warga.

Menurut Iqbal (43), Camat Talang Ubi, yang dihubungi dari Palembang, Minggu (23/9), sebagian korban banjir saat ini masih belum bisa mendapatkan air bersih. Alasannya, semua sumur milik warga Talang Ubi airnya keruh setelah kawasan itu diterjang banjir.

"Air sumur di rumah-rumah berwarna kekuningan sehingga sangat tidak layak untuk minum, mandi, dan memasak. Satu-satunya suplai air bersih kepada korban banjir berasal dari pipa darurat yang dibangun PDAM Muara Enim," kata dia.

Selama ini, lanjut Iqbal, sebagian besar warga Talang Ubi mengandalkan suplai air bersih dari sumur tanah. Biasanya, sumur tanah airnya selalu bersih karena merupakan resapan dari Sungai Atap.

"Tapi karena sungainya banjir, air sumurnya jadi keruh. Butuh waktu beberapa minggu agar air keruhnya mengendap," kata dia.

Mengenai kerugian materiil, Iqbal menjelaskan hampir mencapai Rp 1 miliar, yang terdiri dari kerusakan rumah tinggal mulai dari kategori ringan, sedang, dan berat, kerusakan infrastruktur pasar, serta kerusakan jaringan listrik, telepon, dan air.

"Kami sedang berusaha keras agar ada bantuan pemerintah untuk membangun kembali bangunan dan fasilitas milik warga-pemerintah yang rusak. Kalau pembangunannya dengan sistem swadaya, jelas akan butuh waktu sangat lama," kata Iqbal.

Banjir bandang menerjang Kabupaten Muara Enim pekan lalu, setelah air Sungai Atap meluap karena guyuran hujan selama sehari semalam. Musibah itu menewaskan seorang warga dan menyebabkan 500 warga mengungsi.

Lokasi banjir terparah berada di tiga kelurahan, yakni Talang Ubi Utara, Barat, dan Timur. Lebih dari 300 rumah milik warga rusak terendam air.

Kepala Polres Muara Enim AKBP Heru Pranoto menjelaskan, pihaknya mengerahkan lebih dari 10 personel untuk berpatroli keliling ke rumah-rumah warga. Saat ini sebagian warga masih ada yang belum kembali ke rumahnya dan lebih memilih untuk menginap sementara di rumah kerabat.

"Mereka menunggu pasokan air bersih normal kembali. Sementara itu, kami tentu saja harus lebih meningkatkan patroli karena ada rumah-rumah yang tidak dijaga. Ini demi mengantisipasi tindakan kriminal," kata Heru.

Iqbal menambahkan, selama ini Pemkab Muara Enim sudah mengirimkan bantuan kebutuhan dasar bagi pengungsi dan korban, berupa selimut, obat-obatan, bahan makanan, jas hujan, dan keperluan lainnya. Selain itu, empat buah posko juga didirikan di sejumlah lokasi misalnya Talang Ubi Barat, Timur, Utara, dan di lokasi pasar-terminal.

Bencana banjir juga mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar, menengah, dan atas di seluruh wilayah Kecamatan Talang Ubi. Menurut Heru, pihak kepolisian masih dalam status siaga karena mengkhawatirkan terjadinya banjir susulan.

"Apalagi, sekarang sudah mau masuk musim hujan, sehingga kami khawatir ada banjir bandang susulan. Apalagi, daerah Talang Ubi masuk daerah dataran rendah," kata dia. (ONI)



Post Date : 24 September 2007