|
SUMBER, (PR).Krisis air bersih yang dialami warga Kabupaten Cirebon meluas dan mengkhawatirkan. Terbukti, semula krisis hanya terjadi di sejumlah kecamatan, namun kini meluas ke 14 kecamatan. Kondisi paling parah dialami oleh warga Kec. Gegesik, Kapetakan, Cirebon Utara, serta Gebang. Ratusan ribu warga sejumlah desa di 14 kecamatan itu sudah empat bulan ini jarang mandi. Seperti dituturkan Ny. Ratmi dan Gito warga Kompleks Perumahan Vila Intan, Desa Klayan Kec. Cirebon Utara, bahwa sudah empat bulan ini sumur miliknya kering. Hal itu diperparah ketika air ledeng dari PDAM Kab. Cirebon juga sudah tidak mengalir lagi. Akibatnya, ia harus mengalokasikan dana paling sedikit Rp 7.500,00/hari untuk memenuhi kebutuhan air minum, masak, wudu, dan membilas cucian. Dana sebanyak itu untuk membeli tiga pikul air yang dijajakan dari rumah ke rumah. "Kebutuhan air semakin bertambah banyak kalau anak-anak yang bersekolah di luar kota pulang pada akhir pekan. Pada akhir pekan paling tidak saya harus mengeluarkan Rp 10.000,00 sehari untuk air bersih," katanya. Bupati Cirebon Dedi Supardi yang dikonfirmasi mengakui kalau ada sebagian warganya yang kurang beruntung karena mengalami krisis air bersih. "Kami sudah mengalokasikan dana Rp 200 juta untuk bantuan air bersih kepada warga yang mengalami krisis. Bantuan air bersih itu dikoordinasi PDAM yang memiliki sarana distribusi air," katanya, Rabu (4/10). Sementara itu, Direktur PDAM Kab. Cirebon, Nasiza Wanadi, menyatakan dari sekira 22.500 pelanggan PDAM di Kab. Cirebon, sekira 3.000 lebih pelanggan tidak bisa lagi terlayani oleh PDAM karena instalasi yang tidak berfungsi. (A-92) Post Date : 05 Oktober 2006 |