Krisis Air Bersih di Banyuasin Meluas

Sumber:Kompas - 03 September 2007
Kategori:Air Minum
Banyuasin, Kompas - Krisis air bersih di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, meluas hingga ke tiga kecamatan, meliputi Banyuasin I, Banyuasin II, dan Talang Kelapa. Akibat kekeringan, lebih dari 500 KK di kecamatan itu terpaksa membeli air seharga Rp 500-Rp 700 per liter untuk kebutuhan air minum.

Adapun untuk mencuci pakaian dan alat rumah tangga, warga harus berjalan kaki sekitar 1-3 kilometer agar bisa memperoleh air dari lubang galian penambangan batu bata.

Menurut warga setempat, sudah hampir dua bulan terakhir sumur milik mereka tidak mengeluarkan air lagi.

Berdasarkan pemantauan Kompas di sepanjang Kecamatan Banyuasin II, Jumat (31/8), sebagian warga setempat terlihat antre membeli air bersih dari pedagang keliling. Air bersih ini dijual Rp 500 per jeriken kapasitas 20 liter. Pedagang keliling membawa pasokan air bersih ini dengan memakai truk dan berkeliling ke kompleks permukiman.

Menurut Inah (34), warga setempat, dia mesti mengeluarkan uang Rp 10.000 per hari untuk membeli satu jeriken air bersih berkapasitas 20 liter. Bagi warga miskin seperti dia, jika harus membeli air bersih setiap hari sangatlah memberatkan.

"Tetapi kami tidak bisa berbuat banyak. Saya memiliki tiga anak di rumah. Rasanya tidak tega jika harus memberi mereka air minum yang diambil dari rawa-rawa karena kurang bersih," katanya.

Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan alat rumah tangga, Inah harus berjalan kaki hingga sekitar dua kilometer. Dalam sehari, dia bolak balik hingga dua-tiga kali untuk mengambil air. "Sekali mengambil air, saya membawa empat jeriken. Kadang saya membawa serta pakaian kotor dan mencuci di samping lubang bekas tambangan tersebut," ujar Inah.

Prihamdan (45), warga Banyuasin I, mengatakan, pihaknya juga mengandalkan air dari bekas galian pertambangan tersebut. Sedangkan warga mampu biasanya membeli air dari pedagang keliling Rp 650 per liter.

"Kekeringan di wilayah ini sudah meluas ke tiga kecamatan. Lebih dari 500 KK yang sulit dapat air bersih," tutur dia.

Ditambahkan, Prihamdan sudah berupaya untuk memperdalam sumur di rumahnya yang sudah mengering selama dua bulan, dengan cara disuntik dengan bor. Namun, setelah disuntik, air yang keluar dari dalam tanah tidak memenuhi syarat untuk minum dan memasak. (ONI)



Post Date : 03 September 2007