|
Balikpapan, Kompas - Krisis air bersih yang melanda Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam sebulan terakhir, kini semakin parah. Hujan yang tidak kunjung turun, air tanah yang tidak bisa dikonsumsi, dan air ledeng Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tidak mengalir dalam sebulan terakhir, menyebabkan harga air bersih melonjak dari Rp 40.000 menjadi Rp 300.000 per tangki isi 4.000 liter. Ketika masyarakat merayakan Idul Fitri, sebagian warga sibuk mencari air bersih untuk minum, memasak, dan untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang antre air terlihat sampai Selasa (16/11) di sejumlah Posko Air Bersih seperti di Jalan MT Haryono, Posko Telagasari, Posko Gunungsari, dan Posko Air Kampung Damai. Mereka antre dengan membawa jeriken, ember besar, dan bahkan tangki plastik yang diangkut dengan menggunakan kendaraan bak terbuka. Setelah mengambil air, mereka diharuskan membayar kepada petugas sekitar Rp 2.000 Rp 15.000, tergantung ukuran tempat air yang digunakan. Untuk mengatasi kesulitan air bersih akibat air ledeng yang tidak mengalir, PDAM Balikpapan menyediakan truk-truk tangki yang untuk mengirim ke rumah-rumah penduduk. Namun, karena banyaknya antrean, petugas hanya sanggup mengirim air dua minggu setelah pemesanan. Antreannya banyak, sekarang saja sudah lebih 1.600 tangki yang dipesan," kata seorang petugas di posko air. Sejumlah perusahaan swasta juga ikut membantu mendistribusikan air dengan menggunakan truk-truk tangki. Namun, karena banyaknya permintaan sementara pasokan sangat minim, harga air yang harusnya Rp 40.000 per truk tangki, melonjak menjadi Rp 75.000, naik lagi menjadi Rp 150.000, Rp 250.000, dan sekarang sudah mencapai sekitar Rp 300.000 per tangki isi 4.000 liter. Kami sudah tidak sanggup jika harus membeli air semahal itu. Air yang masih tersisa terpaksa dimanfaatkan sehemat mungkin," kata Sugeng (45), penduduk di Kelurahan Margomulyo, Balikpapan. Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid mengatakan, petugas sudah berupaya maksimal mengatasi kelangkaan air bersih yang saat ini melanda Balikpapan. Meskipun demikian, karena faktor alam berupa hujan yang tak kunjung turun, Waduk Manggar yang menjadi sumber air baku PDAM kering sehingga tidak bisa dimanfaatkan masyarakat. Kering kerontang Untuk memenuhi kebutuhan air warga kota berpenduduk sekitar 410.000 jiwa ini, pemerintah kota akan mendistribusikan air secara gratis ke sejumlah permukiman. Berdasarkan pemantauan, Waduk Manggar, sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Balikpapan kini sudah kering kerotang. Tanah di dasar waduk retak-retak, seperti sawah yang sudah lama kekeringan. (THY) Post Date : 17 November 2004 |