Krisis air baku Palyja akan berkepanjangan

Sumber:Bisnis Indonesia - 30 April 2009
Kategori:Air Minum

JAKARTA: Krisis air bersih di sejumlah wilayah pelayanan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) akan berkepanjangan sampai defisit pasokan air baku sebesar 17% yang dialami operator air bersih untuk wilayah barat Jakarta itu terselesaikan.

Corporate Communications Head Palyja Meyritha Maryanie mengatakan kekurangan pasokan air baku hingga 17% dari total rata-rata pasokan sebanyak 6.000 liter per detik untuk instalasi pengolahan air (IPA) Pejompongan I dan II itu sudah berlangsung sejak Maret.

"Akibatnya, banyak pelanggan tidak terlayani dengan baik. Bahkan di beberapa wilayah aliran air bersihnya mati, seperti di Kelurahan Penjaringan, Lodan, Muara Baru dan Muara Angke Jakarta Utara," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Meyritha mengatakan gangguan aliran air yang hampir merata dialami pelanggan Palyja itu terlihat dari banyaknya pengaduan yang disampaikan. Dalam sebulan terakhir, perusahaan asing asal Prancis ini menerima 2.500-an pengaduan melalui telepon.

Lonjakan pengaduan itu juga menjelaskan banyaknya pelanggan Palyja yang dirugikan akibat menyusutnya pasokan air baku. Dalam kondisi normal, pengaduan yang masuk melalui telepon hanya 100-an.

Manajer Produksi IPA Pejompongan I Ahmad Santika mengatakan kebutuhan pasokan air baku ideal dari Bendungan Jatiluhur untuk IPA Pejompongan I dan II 6.200 liter per detik. Namun, yang terealisasi 6.000 liter per detik.

Parahnya, sejak salah satu pompa di Stasiun Cawang (Cawang Intake and Pumping Stations), Jakarta Timur, yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) II, rusak pada Februari lalu, pasokan air baku turun lagi hingga 17%.

Sebab, pompa itu menarik air yang sudah dibersihkan dari limbah Kanal Tarum Barat untuk kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 12 km ke IPA Pejompongan I dan II. Pada saat yang sama, air baku yang dialirkan Stasiun Cawang setiap hari juga kian tercemar.

Ahmad mengatakan kombinasi antara pasokan air baku yang menyusut dan tingkat pencemaran yang tinggi itu pada gilirannya melonjakkan biaya produksi Palyja. "Tapi bagi kami, yang penting gangguan layanan ke pelanggan dapat diatasi dulu," katanya.

Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Irzal Djamal menyatakan pihaknya telah mendesak PJT II dan Departemen Pekerjaan Umum mempercepat perbaikan pompa di Stasiun Cawang. Sebab, itulah solusi jangka pendek yang bisa mencegah krisis pasokan air Palyja berkepanjangan. Nurudin Abdullah



Post Date : 30 April 2009