Krisis Air Ancam 80.000 Warga

Sumber:Koran Sindo 25 Mei 2009
Kategori:Air Minum

KLATEN(SI) – Sebanyak 80.000 orang penduduk Klaten terancam kekurangan air bersih pada musim kemarau ini.Mereka tersebar pada lima kecamatan yang menjadi langganan kekeringan pada musim kemarau.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pemkab Klaten, Rantiman mengatakan,kelima kecamatan tersebut adalah kecamatan Kemalang, Karangnongko,Tulung, Manisrenggo dan sebagian kecamatan Bayat. ”Setiap tahun selalu mengalami kekeringan jika musim kemarau tiba daerah-daerah tersebut hamper selalu mengalami kekeringan,” ujarnya saat dihubungi kemarin.

Menurutnya, kelima kecamatan tersebut berada di daerah dataran tinggi disekitar lereng Gunung Merapi. Jika memasuki musim kemarau, mata air di daerah tersebut mengering.Warga tidak bisa menggunakan sumur air permukaan karena harus menggali sumur sangat dalam untuk menemukan mata air. Antisipasi yang dilakukan oleh Pemkab Klaten, menurut Rantiman adalah mempersiapkan tujuh unit mobil tangki air. Mobil tersebut digunakan untuk mengirimkan air bersih pada wilayah yang mengajukan permintaan air. ”Tahun ini ada dana sekitar Rp300 juta dari APBD untuk mengatasi kekeringan di lima kecamatan.

Sementara kami hanya bisa memberikan bantuan air bersih,”ujarnya. Pemerintah juga menyiapkan bantuan bagi warga untuk membangun bak-bak penglolahan air hujan.Bak pengolahan ini berbeda dengan bak penampungan biasa, bak pengolahan dilengkapi dengan fasilitas penyaring dan reduksi asam sehingga bisa aman untuk dikonsumsi. Menurut Rantiman, pihaknya sebenarnya sudah pernah mengusahakan penyelesaian masalah kekeringan yang bersifat jangka panjang dan bukan hanya bantuan sesaat. Namun, mengingat kondisi geografis dan faktor alam lain,program tersebut gagal.

”Sempat ada program untuk mengambil air dari mata air Bebeng,Sleman untuk air bersih di wilayah kecamatan Kemalang. Tapi secara keuangan,program tersebut tidak masuk akal. Biayanya sangat besar,”ujar Rantiman. Pemerintah juga pernah berusaha menaikan air mata air yang letaknya lebih rendah dari wilayah tersebut, namun baru beroperasi beberapa hari, mesin diesel yang digunakan rusak. Anggota Komisi III DPRD Klaten,Agung Suryantoro mengatakan, masalah kekeringan sebenarnya masalah yang setiap tahun dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah Klaten.

Kondisi itu seharusnya membuat pemerintah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi jangka panjang untuk mengatasi kekeringan. ”Saatnya memikirkan investasi besar untuk pengadaan air bersih di daerah-daerah kering.Bukan hanya program kuratif,”ujarnya. MenurutAgung,biaya kumulatif program bantuan kekeringan akan sama besar dengan program besar untuk investasi jaringan air bersih di kecamatan-kecamatan tersebut.

”Kalau dana program-program bantuan air bersih itu dikumpulkan, jumlahnya akan sama dengan kita membuat investasi besar untuk fasilitas air bersih bagi warga,”ujarnya. (mn latief)



Post Date : 25 Mei 2009