[SOE] Selama satu bulan terakhir, warga Kota SoE, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dilanda krisis air bersih akibat mengeringnya sejumlah sumber air yang menjadi andalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) SoE. Demikian pantauan SP ketika melakukan perjalanan jurnalistik ke SoE, Jumat (6/11).
Tujuh pancuran di sumber air Oenasi, yang biasanya dipadati warga untuk menimba air untuk kebutuhan memasak dan minum serta mencuci pakaian, tampak lengang. Sama sekali tidak ada air yang menetes dari tujuh pancuran yang dipasang pada sumber yang selama ini jadi andalan PDAM SoE. Sementara itu, dasar Kali Oenasi tampak kering kerontang.
Yanner Nomseoh, warga Oenasi yang ditemui di kediamannya mengatakan, selama ini mengandalkan pasokan air bersih dari jaringan PDAM yang ada. Namun, distribusi sudah terhenti sejak satu bulan terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pihaknya menghubungi PDAM agar menyuplai air bersih dengan menggunakan mobil tangki.
Direktur PDAM SoE Didi Edi Haryadi yang ditemui di kantornya mengatakan, dua sumber air, yakni di Oenasi dan Buat, yang selama ini menyuplai kebutuhan air bersih bagi 5.000 pelanggan, sudah mengering sejak sebulan terakhir. Tiga sumber air lainnya juga mulai mengering dan tinggal satu sumber yang juga debit airnya mengalami penurunan dratis.
Dikatakan, dari empat sumur bor di Kesetnana, hanya satu sumur bor yang masih dapat disedot airnya dengan debit lima liter per detik selama tiga jam penyedotan. Tiga sumur bor lainnya sudah mengering. Demikian pula sumur bor Nifuhuki dan sumber air Oebesi. Sementara sumber air Bonleu di lereng Gunung Mutis juga mengalami penurunan debit dari 39 liter per detik menjadi 30 liter per detik.
Dijelaskan, menurunnya debit air yang disuplai dari sumber Bonleu, disebabkan adanya permintaan penambahan suplai air bersih dari PDAM Kefamenanu yang saat ini juga mengalai krisis air bersih. Penyebab utamanya adalah kekeringan berkepanjangan, sehingga pihaknya kelabakan dalam melayani kebutuhan air bersih bagi warga SoE.
Gratis
Menurut Didi, untuk sementara, pihaknya memberikan pelayanan air bersih secara gratis dengan mengerahkan dua unit mobil tangki berkapasitas 4.000 liter. Sayangnya, pelayanan sering macet dan lamban karena usia kendaraan itu sudah tua dan sering mengalami kerusakan. Untuk itu, pihaknya telah mengusulkan agar lima unit mobil tangki air bersih bantuan pemerintah pusat dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat.
Bupati TTS Paulus VR Mella yang dihubungi secara terpisah mengaku, krisis air bersih yang melanda Kota SoE sudah masuk kategori berat. Masalah ini baru diketahui, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah dasar (SD) di kota itu, dalam rangka kampanye mencuci tangan dengan sabun. Demikian pula, suplai air bersih bagi sejumlah kantor pemerintah juga terhenti.
Dikatakan, pihaknya hingga kini belum menerima pemberitahuan dari PDAM SoE tentang krisis air bersih yang sedang terjadi. Demikian pula, belum ada permintaan pengoperasian lima unit mobil tangki bantuan pemerintah pusat yang ada. [120]
Post Date : 07 November 2009
|