Kota Medan Harus Siapkan Cadangan Air

Sumber:Koran Sindo - 08 April 2010
Kategori:Air Minum

MEDAN(SI) – Hampir seluruh kota besar di Indonesia, termasuk Medan,mulai mengalami krisis air bersih.Kondisi ini harus disikapi dengan menyiapkan cadangan air.

”Dengan semakin besarnya jumlah penduduk maka semakin besar pula kebutuhan air bersih. Kami perkirakan pada 2025 ada penambahan 50% penduduk saat ini.Jika tidak dipersiapkan dengan baik,ke depan Medan akan krisis air,”tutur Pakar Sumber Daya Air (SDA) Terpadu Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali dalam Gerakan Sekali Bilas Molto Ultra di Aula Pemko Medan kemarin.

Dia menyatakan, setiap warga kota besar membutuhkan 90 liter air per hari.Bila jumlah penduduk Kota Medan mencapai 2,6 juta, terdapat sebanyak 234 juta liter yang harus disediakan setiap hari.”Kebutuhan air ini belum dihitung adanya tambahan 30% di luar kebutuhan manusia sehingga secara total kebutuhan air di Kota Medan sebanyak 304 juta liter per hari,”ungkapnya.

Jumlah tersebut belum seluruhnya dapat dilayani perusahaan air minum. Bahkan, masih ada kawasan yang tak terlayani dengan baik. ”Selain itu, ada sekitar 15% masyarakat yang belum mendapatkan akses air bersih.Kenyataan inilah yang membuat Kota Medan harus menyiapkan cadangan air bersih,” tuturnya.

Sebagian warga yang belum terlayani rata-rata masih menggunakan air tanah dalam, serta pemanfaatan air pinggir sungai. ”Pemko Medan harus menghentikan pengambilan air tanah.” ”Sebab, secara perlahan akan menenggelamkan kota ini seperti yang terjadi di Jakarta karena lapisan tanah akan perlahan turun,”paparnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membuat cadangan air adalah menambah unit-unit pengolahan air.

Sejauh ini, unit pengolahan air bersih yang dimiliki PDAM Tirtanadi belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah Kota Medan juga didorong untuk menciptakan daerah resapan air dan menjaga kawasan itu sehingga tidak berubah fungsi.Pasalnya, wilayah ini terus berkurang menyusul perluasan kota yang sangat agresif.

Selanjutnya, upaya lain dalam mengamankan cadangan air baku, yakni melakukan penghematan pemakaian air dan menggalakkan tata cara penggunaan air yang efektif dan efisien. Environment Program Manager Yayasan Unilever Indonesia Silvi Tirawaty menyatakan, program sekali bilas yang dilakukan mereka merupakan upaya mengampanyekan penghematan air pada aktivitas mencuci. Penggunaan air yang besar untuk tiga kali membilas bisa dikurangi dengan hanya satu kali membilas.

Lewat program 3P, yakni pendayagunaan air setelah mencuci pakaian ditampung bisa untuk mencuci mobil,penghematan,dan pelestarian air, seperti membuat biopori, seperti resapan air di rumah.” Ini bagian dari program yang kami buat untuk mengamankan air di masa yang akan datang,” tuturnya. Salah satu bentuk aksinya dengan melatih pejuang air yang terdiri atas kaum ibu-ibu di Kota Medan.

Mereka menggandeng Dewan PKK Kota Medan dengan menetapkan 50 lingkungan sebagai percontohan tim pejuang air. ”Orang yang paling banyak memegang peran dan penentu kebijakan untuk urusan pemakaian air, yakni ibu-ibu. Untuk itu, kami harapkan dari peran ibu-ibu ini bisa melakukan efisien penggunaan air,”ungkapnya.

Ketua I Tim Penggerak PKK Kota Medan Retno Indrayani Fitriyus menyambut baik sikap Unilever yang ikut membantu memaksimalkan peran ibu PKK dalam mengampanyekan penghematan air. Untuk itu, mereka akan mulai melakukan sosialisasi di 50 lingkungan dengan ditetapkannya para pejuang air. (suharmansyah)



Post Date : 08 April 2010