Kota Makassar Butuh Pengelolaan Sampah Terpadu

Sumber:Koran Tempo - 15 Juni 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

MAKASSAR - Sampah di Kota Makassar belum dikelola dengan baik. "Hal ini disebabkan oleh sistem yang tertanam, baik pemerintah maupun masyarakat, bahwa sampah tidak memiliki nilai," kata dosen Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin Makassar, Muhammad Yahya Sirajuddin, kemarin.

Menurut Yahya, Kota Makassar seharusnya memiliki sistem pengelolaan sampah secara terpadu, termasuk memiliki bank sampah yang menjadi pusat pengelolaan sampah. "Semua jenis sampah memiliki nilai, yang dapat dikelola dengan sistem 3R (reuse, reduce, recycle) oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari," kata Yahya.

Ia menambahkan bahwa yang menjadi kelemahan saat ini adalah pemahaman masyarakat dalam menjaga kebersihan dan mengelola sampah. Pemerintah, menurut Yahya, harus mengejar target melakukan sosialisasi bahwa setiap sampah memiliki nilai. "Teknologi apa pun yang dibangun untuk pengolahan sampah akan sia-sia jika perilaku masyarakat masih instan dan belum kreatif dalam mengelola sampah," katanya.

Menurut Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar Muhammad Kasim, setiap sudut dan tempat-tempat di Kota Makassar telah difasilitasi dengan tempat pembuangan sampah, seperti di setiap pasar ada truk pembuangan sampah. "Dan tong sampah sudah jelas tulisannya, mana tempat untuk sampah kering, basah, dan plastik. Tinggal masyarakat yang aplikasikan," ujarnya.

Yahya menambahkan, yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengelola sampah agar memiliki nilai, seperti di Jepang. Selain memiliki teknologi pengelolaan sampah yang canggih, kesadaran masyarakat di Negeri Sakura terhadap sampah juga tinggi. "Hari buang sampah saja ada. Senin, masyarakat buang sampah plastik; Selasa, sampah kering; Rabu, sampah basah; dan seterusnya berjalan rutin setiap hari," katanya.

Kasim mengakui kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah masih sangat kurang, sehingga fasilitas yang disiapkan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Setiap hari, sekitar 400-500 ton sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir Antang, dengan total kendaraan angkutan sampah sebanyak 139 unit. "Ini pun masih kurang, sehingga masih sering banyak sampah yang tersisa. Belum lagi angkutan macet 3-4 jam, khususnya di Jalan Antang, depan pasar," ucapnya.

Di TPA Antang, pengelolaan sampah dilakukan dengan gas metan dan kompos anaerob. Rencananya, TPA baru yang akan dibangun di Pattallassang, Kabupaten Gowa, digunakan sebagai tempat sampah regional Mamminasata. "Untuk TPA Antang akan ditambah luasnya sekitar 2 hektare dari luas sekarang, yang diharapkan dapat berfungsi hingga lima tahun ke depan," katanya.

Kebersihan Kota Makassar menjadi penting karena salah satu penilaian Adipura adalah masalah kebersihan. Tahun ini, Kota Makassar tidak mendapatkan penghargaan tersebut.

Adapun kota/kabupaten di Sulawesi Selatan yang berhasil meraih Piala Adipura untuk kategori kota sedang adalah Kota Parepare dan Kota Palopo. Untuk kategori kota kecil adalah Kota Pangkajene, Kabupaten Pangkajene Kepulauan; Kota Barru, Kabupaten Barru; Kota Pinrang, Kabupaten Pinrang; Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara; Kota Malili, Kabupaten Luwu Timur; Kota Watansoppeng, Kabupaten Soppeng; dan Kota Sengkang, Kabupaten Wajo. Sedangkan untuk sertifikat Adipura diraih Kota Bulukumba, Kabupaten Bulukumba, dan Kota Maros, Kabupaten Maros. SYAMSULMARLIN



Post Date : 15 Juni 2011