Kota Kediri Tergenang

Sumber:Kompas - 19 November 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Kediri, Kompas - Sejumlah wilayah di Kota Kediri, Jawa Timur, mulai tergenang menyusul hujan deras yang terjadi pada Selasa (17/11) malam. Hal itu akibat buruknya sistem drainase. Tinggi air mencapai 30-50 sentimeter sehingga laju kendaraan yang melintas terganggu.

Banjir terjadi di Kelurahan Dandangan, Kecamatan Kota Kediri, dan sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Diponegoro, Jalan Hasanuddin, dan di Kelurahan Balowerti. Puluhan rumah tergenang air selama 1-2 jam.

”Banjir memang tidak sebesar tahun sebelumnya. Namun, kami tetap waspada karena curah hujan akan semakin tinggi pada hari-hari mendatang,” kata Candra (32), warga Dandangan.

Banjir di Kediri disebabkan buruknya sistem pembuangan air. Sebagian besar saluran pembuangan air sempit. Kondisi itu diperparah dengan endapan tanah dan sampah di dalamnya.

”Pelebaran saluran pembuangan air sulit karena permukiman terlalu padat. Saluran air tergerus karena ditutup toko,” kata Bambang (59), warga lain di kawasan permukiman dekat pabrik rokok Gudang Garam itu.

Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Nur Muhyar mengatakan, ada dua jenis banjir, yakni genangan air akibat buruknya sistem drainase di perkotaan dan banjir akibat luapan Sungai Brantas yang membelah Kediri.

Di Kabupaten Madiun, rusaknya dinding tanggul Sungai Cangkring di Desa Sogo, Kecamatan Balerejo, membuat warga khawatir. Wilayah itu diperkirakan akan dilanda banjir pada musim hujan. Apalagi runtuhan dinding tanggul menutupi alur sungai.

Pengamatan Rabu (18/11) menunjukkan, ada dinding tanggul sepanjang sekitar 500 meter terancam ambrol. Berdasarkan pendataan pihak Pemerintah Desa Sogo, dinding tanggul yang rusak ada sepanjang 5 kilometer.

”Kami sudah beberapa kali usul untuk diperbaiki ke Pemkab Madiun dan Balai Besar Bengawan Solo, tetapi tidak kunjung diperbaiki,” kata Kepala Desa Sogo Didik Suprastiono.

Hal itu membuat warga Sogo khawatir, apalagi reruntuhan dinding tanggul berada di badan sungai. ”Kami khawatir air sungai meluap dan merendam desa kami lagi,” katanya.

Kekhawatiran menguat setelah Sungai Jerohan di Kecamatan Balerejo, yang menjadi hilir Sungai Cangkring, sudah ditanggul oleh Balai Besar Bengawan Solo.

Terancam Longsor

Sementara itu, 166 keluarga di Dusun Blawong Wetan, Desa Muncar, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, akan segera direlokasi. Hal itu untuk menghindari bahaya tertimpa longsoran tebing setinggi 50 meter, yang berada di atas permukiman penduduk.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono mengatakan, mereka akan menempati lokasi di areal milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Utara.

Di Solo, untuk mengantisipasi bahaya banjir pada musim hujan tahun ini, selain merelokasi 1.571 rumah di bantaran Bengawan Solo, Pemerintah Kota Solo mengalokasi anggaran perbaikan saluran air di tiap kelurahan rawan banjir. Besarnya sekitar Rp 20 juta bergantung pada panjang drainase yang diperbaiki.

Wali Kota Solo Joko Widodo mengakui masih ada sejumlah rumah di beberapa titik yang rawan banjir yang belum direlokasi. Ia berharap mereka bisa secepatnya direlokasi mengingat musim hujan mulai berlangsung. (NIK/APA/EGI/SON)



Post Date : 19 November 2009