Kota Hujan Krisis Air Bersih

Sumber:Media Indonesia - 29 Juli 2008
Kategori:Air Minum

BOGOR (MI): Puluhan desa di Bogor yang dikenal sebagai 'Kota Hujan' saat ini mengalami krisis air bersih. Warga mulai menggunakan air kubangan, air kali, serta air sungai untuk memasak dan minum.

Wilayah yang saat ini mengalami kesulitan air bersih di antaranya Kecamatan Jonggol, Kecamatan Ciomas, Kecamatan Caringin, Kecamatan Rumpin, Kecamatan Rancabungur, Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Taman Sari, dan Kecamatan Gunung Putri di Kabupaten Bogor.

Di Kecamatan Jonggol terdapat 10 desa yang mengalami kekeringan akut dan krisis air bersih. Kali Cipamingkis yang mengairi ribuan hektare sawah di seluruh desa Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Cariu, tidak lagi berair.

Dasar kali sudah berbentuk tanah retak yang mengeras dan beralih fungsi menjadi lapangan sepak bola dan arena bermain anak-anak kampung. Pesawahan di Singasari, Sukasirna, Weninggalih, dan Sukagalih juga dalam kondisi puso.

Warga Desa Sukagalih bahkan terpaksa mengonsumsi air kotor yang diambil dari bekas galian (kubangan). Untuk mendapatkan air keruh dan bau itu, warga harus bersusah payah dengan menempuh jarak beberapa kilometer.

Di desa tersebut, kesulitan mendapatkan air bersih sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. "Kami tahu air ini tidak layak. Jangankan untuk minum, untuk cuci atau mandi saja sebenarnya sudah enggak sehat. Tapi mau bagaimana? Di sini enggak ada mata air. Sungainya sudah kering kerontang," kata Fatimah, salah seorang warga.

Derita serupa dialami warga Desa Pasir Muncang, Desa Cimandehilir, Kecamatan Caringin; Kampung Kretek, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas; Kampung Warungsawah, Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin, beberapa desa di Kecamatan Gunung Putri; Citeureup, Rancabungur di Kecamatan Parung Panjang.

Sumur dan sentra air bersih di desa tersebut telah kering. Warga harus pergi sampai 10 kilometer untuk mendapatkan air bersih. Warga Rumpin, misalnya, sejak subuh sudah keluar rumah dengan harapan dapat air bersih.

Sekitar pukul 07.00 WIB kemarin sumber air yang dibuat secara swadaya sudah keruh dan tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari apalagi minum. "Kami di sini enggak bisa beli air kemasan. Kemampuan kami sangat terbatas," keluh Rohmah, warga Kampung Sawah, yang sangat berharap pemerintah mau turun tangan membantu mereka.

Situasi alam yang mencemaskan ini juga menimpa sejumlah kelurahan di Kota Bogor. Sumur warga Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, sudah kering kerontang. Banyak warga yang terpaksa memanfaatkan air kali untuk kebutuhan rumah tangga.

Karena melihat kondisi demikian, Dinas Kesehatan Kota Bogor mengimbau warga mewaspadai penyakit diare. "Kondisi kurangnya air bersih sudah siaga satu," papar Sri Pinantari Hanum, Kabid Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Menurutnya, dalam kondisi kekurangan air bersih akan banyak penyakit yang muncul, apalagi kalau air yang tidak layak sampai dikonsumsi. "Paling rawan penyakit diare dan tifus. Penyakit yang bersumber dari udara juga perlu diwaspadai. Namun sayang banyak warga yang belum menyadari pentingnya cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan," kata Sri. (DD/J-1)



Post Date : 29 Juli 2008