Kota Cirebon Sumbang 150 Ton Per Hari

Sumber:Kompas - 06 November 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Cirebon, Kompas - Kota Cirebon menyumbang 150 ton sampah per hari dalam setahun terakhir ke Tempat Pembuangan Akhir Kopiluhur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Produksi sampah selama ini selalu naik sekitar 15 persen dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan penduduk.

Dari 150 ton itu, sampah organik hanya 25 persen. Sisanya merupakan sampah plastik, styrofoam, kaca, dan sebagainya. Kini, setelah sembilan tahun digunakan, luas TPA sudah mencapai 3 hektar dengan kedalaman 20-25 meter. "Diprediksi umur TPA hanya akan bertahan 5-6 tahun lagi jika tidak ada usaha daur ulang," kata Kepala UPTD TPA Kopiluhur Sarif Hidayat.

Sarif mengakui, para pemulung yang selama ini mengambil sampah anorganik, seperti botol plastik bekas dan kaca, mampu mengurangi 15 persen pasokan sampah ke TPA Kopiluhur. Namun, sisa sampah yang tidak bisa didaur ulang terpaksa tetap ditumpuk di TPA tersebut.

Pabrik pengolahan sampah organik yang dioperasikan di TPA juga mampu mengurangi jumlah sampah organik sekitar 20 persen dari total sampah tertimbun. Namun, pabrik itu hanya mengolah sampah yang telah tertimbun sekitar sembilan tahun karena alasan kualitas kompos. Untuk sementara, kata Sarif, Pemerintah Kota Cirebon masih mengupayakan cara lain agar timbunan sampah bisa bermanfaat lebih. "Ada peluang untuk menjadikan Kopiluhur sebagai pusat produksi gas metan untuk pembangkit listrik. Bulan lalu sudah ada investor yang datang untuk melihat kondisi TPA," ujarnya. Gerakan bersama

Produksi sampah yang tergolong tinggi diakui sejumlah aktivis lingkungan sudah meresahkan. Niko, anggota Komunitas Gardu, komunitas seniman sekaligus pencinta lingkungan Kota Cirebon, mengungkapkan, perlu ada gerakan bersama pembersihan sampah. Menurut dia, tempat pembuangan sampah tidak hanya terpusat di TPA Kopiluhur, tetapi juga di sepanjang sungai.

Bambang Sasongko dari Masyarakat Pencinta Sungai juga prihatin dengan kondisi sungai-sungai di Kota dan Kabupaten Cirebon yang dijadikan warga sebagai TPA. Di muara sungai, sampah bahkan sudah membentuk daratan tersendiri, hasil penumpukan sampah bertahun-tahun. Kepala Seksi Pengendalian Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon Jajang HS menyatakan, sampah menjadi persoalan serius. Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon kini gencar mengampanyekan pengurangan sampah, di antaranya dengan membuat briket arang dari sampah organik.

Selain sebagai bahan bakar, produksi briket diharapkan bisa mengurangi sampah organik yang dihasilkan rumah tangga. "Nantinya tidak hanya warga sekitar TPA yang dilatih untuk mendaur ulang, tetapi juga warga lain agar produksi sampah organik bisa turun," katanya. (NIT)



Post Date : 06 November 2009