CIMAHI, (PR).- Minimnya air baku membuat Kota Cimahi masih sangat kekurangan pasokan air bersih. Saat ini, pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kab. Bandung baru memenuhi 14 persen dari kebutuhan masyarakat.
Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan Kota Cimahi Ade Ruhiyat mengatakan, saat ini Kota Cimahi memang sudah masuk zona merah dalam ketersediaan air bersih berkualitas. "Sumber air permukaan Kota Cimahi sudah minim, jadi PDAM kesulitan mendapatkan air baku," tuturnya ketika dihubungi di Cimahi, Rabu (1/12).
Ade mengatakan, masyarakat memang masih banyak yang memenuhi kebutuhan air dengan sumur gali. Namun, selain jumlah airnya tidak banyak, kualitas air sumur tanah di Kota Cimahi tidak cukup baik. "Sumur gali memang banyak, tetapi kualitas airnya rendah," ujarnya.
Guna mengatasi kekurangan pasokan air bersih, kata dia, selama ini Pemkot Cimahi menjalankan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sistem ini memanfaarkan sumur bor (artesis) di lingkungan masyarakat terkecil.
"Saat ini ada sekitar 38 titik SPAM di Kota Cimahi yang te-rus bertambah setiap tahun," katanya.
Meskipun demikian, 38 titik SPAM yang juga baru menambah pasokan air bersih sekitar 12 persen dari kebutuhan. Artinya, saat ini pasokan air bersih di Cimahi secara keseluruhan baru mencapai sekitar 26 persen.
Ade menegaskan, pengembangan SPAM memang akan berjalan setiap tahun. Namun, keterbatasan anggaran hanya memungkinkan setiap tahun ada penambahan satu atau dua titik baru. "Biaya SPAM cukup mahal. Sebenarnya ini adalah alternatif terakhir karena memang sumber air baku sangat minim," ujarnya.
Menurut Ade, Kota Cimahi memang akan mendapatkan jatah debit air Saguling sampai 800 liter per detik sebagai sumber air baku. Namun, itu baru terwujud pada 2014 nanti.
"Jika itu sudah terwujud pun, pasokan air bersih belum bisa 100 persen. Paling baru bisa mencapai 50 persen sesuai dengan Milenium Development Goals (MDGs)," ujarnya.
Tidak mumpuni
Sebelumnya, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija mengatakan, ketersediaan air bersih selama ini memang masih menjadi masalah di Kota Cimahi. Itoc mengakui bahwa kondisi air bersih di Kota Cimahi sudah tidak mumpuni, baik secara kualitas maupun kuantitas.
"Berbagai upaya terus kita lakukan, termasuk SPAM, tangki air bersih untuk keadaan darurat, sampai usulan ke Bappenas terkait penggunaan debit air Saguling sebagai sumber olahan air bersih di kawasan Bandung Raya, termasuk Kota Cimahi," katanya menjelaskan.
Sementara untuk pengembangan SPAM, kata Itoc, Pemkot Cimahi menganggarkan sekitar Rp 300 juta untuk satu unit sumur bor di satu titik setiap tahun. "Berarti sejauh ini kami sudah menganggarkan Rp 300 juta dikali 38 titik, dan setiap tahun ada tambahan titik baru," ujarnya. (A-178)
Post Date : 02 Desember 2010
|