|
BATU -- Tujuh puluh persen dari 350 meter kubik per hari belum bisa ditampung dan dikelola dengan baik di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Ngaglik, Kota Batu. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota Batu belum mempunyai TPA yang baik dan teknologi pengolahan yang modern. Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Batu Wiwik Sukesih, sampah yang tidak tertampung banyak berada di rumah-rumah penduduk. "Untung mereka mau memanfaatkan sampah tersebut menjadi kompos dan (barang) kerajinan," katanya kemarin. Agar sampah tak terus menumpuk, Pemkot Batu akan membangun TPA baru di daerah Tlekung. TPA ini memiliki 6 hektare dengan teknologi sanitary landfill (diolah dan ditimbun). Pembangunan TPA menelan Rp 22 miliar. Dari jumlah itu, Rp 12 miliar berasal dari Pemkot Batu dan Rp 10 miliar bantuan dari pemerintah pusat. Dana dari Pemkot Batu akan dipakai untuk pembelian buldoser, ekskavator, dan pembebasan lahan seluas 4,5 hektare. Pemkot Batu juga masih harus membangun kantor lokasi pemusnahan akhir sampah dan melebarkan akses jalan masuk. Pembangunan TPA saat ini sudah mencapai 55 persen. Wakil Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Kota Batu Muhammad Nissom mengaku kaget dengan adanya pembangunan TPA Tlekung. Menurut dia, Pemkot Batu belum pernah mengkoordinasikan pembangunan TPA ini dengan DPRD. “Eksekutif berjalan sendiri,” katanya. BIBIN BINTARIADI Post Date : 04 September 2008 |