BANDUNG, (PR).- Persediaan air baku di cekungan Bandung sudah hampir habis. Akibatnya, sekitar 59.200 pelanggan PDAM di Kota Bandung mendapatkan air secara bergilir dan 33 persen warga Bandung menggunakan sumber air selain PDAM. Rencananya, PDAM Tirtawening Kota Bandung akan memanfaatkan air baku dari sungai di Kab. Garut dan luapan Sungai Cikalong, Kab. Bandung untuk meningkatkan produksi air bersih.
Direktur Air Minum PDAM Tirtawening Tardan Setiawan mengatakan, angka 59.200 merupakan 40 persen dari total 148.000 pelanggan PDAM. Mereka mendapatkan giliran aliran air beragam, mulai dari dua jam sehari sampai 12 jam per hari. Sementara sisanya, sebanyak 60 persen pelanggan PDAM di Kota Bandung sudah dapat menikmati aliran air bersih selama 24 jam.
Menurut Tardan, salah satu yang masih mengganjal pelayanan aliran air selama 24 jam kepada pelanggan adalah keterbatasan persediaan air baku di cekungan Bandung. Sebagai contoh, pengambilan air baku dari Sungai Cikapundung dan Cisangkuy saat ini dibatasi, karena harus berbagi dengan penggelontoran air untuk kota dan irigasi.
"Selain itu, karakter geografis cekungan Bandung yang tidak rata membuat aliran air terhambat dari satu daerah ke daerah lain," tuturnya dalam jumpa pers di ruang direktur Kantor PDAM Tirtawening Kota Bandung, Jumat (15/10).
Saat ini, PDAM Tirtawening hanya mendapatkan air baku 2.900 liter per detik. Padahal, untuk memenuhi target MDG`s bahwa PDAM harus mampu melayani 80 persen kebutuhan air bersih Kota Bandung, setidaknya diperlukan 4.500 liter per detik air baku.
Rencananya, PDAM Tirtawening Kota Bandung akan bekerja sama dengan Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, dan Kab. Garut untuk memanfaatkan air-air permukaan di daerah-daerah tersebut sebagai tambahan air baku. Di Kab. Garut ada air sungai yang dibuang ke laut selatan yang nantinya akan ditarik ke bagian utara, dan dimanfaatkan sebagai air baku.
80 persen
Selain itu, Tardan menyebutkan, akan bekerja sama dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemprov Jabar untuk memanfaatkan luapan Sungai Cikalong, Kab. Bandung. Air baku ini nantinya akan diproduksi untuk memasok air bersih di Soreang Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat. Tahap berikutnya, memanfaatkan air dari Waduk Saguling.
Dia menargetkan, pada 2014 atau 2015 mampu melayani 80 persen penduduk Kota Bandung. "Tapi Saguling ini masih wacana, karena biaya produksinya mahal dan distribusinya juga terbatas," ujarnya.
Dirut PDAM Tirtawening Jaja Sutardja menjelaskan, adanya kantor PDAM di Dago Bengkok terdapat tambahan debit air 300 liter per detik. Rata-rata pengaliran air juga mencapai 15,6 jam per hari. Dengan demikian, tahun ini PDAM Tirtawening masih membuka tambahan 10.000 pelanggan.
Jaja menambahkan, khusus untuk masyarakat menengah ke bawah, PDAM sudah menyediakan 400 titik kran air bersih. Setiap kran diperuntukkan bagi 40 keluarga, dengan tarif Rp 560 per meter kubik. Tetapi, kran-kran itu disalahgunakan sejumlah warga dengan menjual air dari kran tersebut.
"Ini tentu merugikan. Kami berharap, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan air bersih dari kami sesuai peruntukan," katanya.
Jaja juga memohon maaf kepada pelanggan di wilayah Cibolerang dan sekitarnya, karena distribusi air akan terganggu selama 7 hari mulai Kamis (14/10). Hal itu disebabkan adanya kebocoran pipa distribusi.(A-180)
Post Date : 16 Oktober 2010
|