|
tangerang, kompas - Penderita muntaber di Kabupaten Tangerang, Banten bagian utara, terus bertambah. Sampai dengan Sabtu (14/7) malam, jumlah penderita sudah sekitar 350 orang, dengan korban meninggal tetap tiga orang, seperti sehari sebelumnya. Sekitar 30 pasien sudah pulang dari perawatan di puskesmas. Jumlah penderita ini naik tajam dibandingkan dengan angka penderita pada Jumat lalu yang hanya mencapai lebih dari 100 orang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hani Hariyanto, penderita bertambah begitu cepat kemungkinan karena kuman sudah menyebar, terutama di keluarga penderita yang menyentuh bekas muntahan atau kotoran korban. Upaya menghentikan penyebaran kuman penyebab penyakit muntaber dilakukan dengan penaburan kaporit ke sumber-sumber air, tetapi belum menampakkan hasil. Pembagian bubuk kaporit dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. "Kami baru melakukan kaporisasi di beberapa desa. Program itu akan kami perluas untuk meminimalkan penyebaran kuman," ucap Hani. Kepolisian Resor Tangerang pada Jumat malam juga menghentikan produksi minuman orson di industri rumahan di Kecamatan Sepatan. Orson adalah minuman kegemaran warga Sepatan yang diduga berandil pada penyebaran muntaber. Muntaber kembali menyerang wilayah utara Kabupaten Tangerang sejak Kamis petang. Sampai dengan Jumat lalu, tiga penderita meninggal sebelum tiba di puskesmas dan lebih dari 100 warga dirawat di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang (Kompas, 14/7). Terus menyebar Sepanjang Sabtu tak hanya penderita yang bertambah, tetapi sebaran kuman juga lebih luas. Dari semula di 20 desa, meluas menjadi 32 desa di Kecamatan Sepatan, Sepatan Timur, Pakuhaji, Sukadiri dan Rajeg. Akibatnya, penderita terus berdatangan ke Puskesmas Kedaung, Sepatan, dan Pakuhaji. Di Pakuhaji kemarin masuk 17 pasien baru. Di Sepatan, dari Sabtu dini hari hingga malam terdapat lebih dari 150 pasien baru. Untuk menampung pasien, di halaman Puskesmas Sepatan dibangun dua tenda untuk menampung sekitar 80 pasien di atas velbed. Puskesmas Pakuhaji, rumah dinas, ruangan lain, dan teras kantor juga menjadi tempat perawatan. Tenda milik Departemen Sosial didirikan untuk menampung pasien baru. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang kini menyiapkan Puskesmas Mauk untuk menjadi tempat rawat inap 50 pasien muntaber. Adapun RSUD Tangerang hanya menjadi tempat rujukan bagi pasien yang tak mampu lagi ditangani puskesmas. Ubah perilaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun dan Wakil Gubernur Banten M Masduki menengok penderita muntaber di Pakuhaji, Kedaung, dan Sepatan. Kedua pejabat itu menyerukan agar warga Tangerang wilayah utara segera mengubah perilaku hidup tak sehat mereka. Sejak 25 tahun lalu, kata Kandun, warga Sepatan dan sekitarnya lebih suka buang air besar di belakang rumah atau di sawah. Hidup sehat, di antaranya dengan memiliki kamar kecil dilengkapi kloset, belum menjadi prioritas sebagian warga di kawasan itu. Hasil survei dinas kesehatan menunjukkan, hanya 13 persen keluarga di Sepatan yang memiliki jamban keluarga. (tri) Post Date : 15 Juli 2007 |